Pedagang Ini Jatuh Bangun Hidup di Papua

NABIRE — Pria perantauan asal Jawa Tengah paruh baya ini setia tekuni usaha bakso dan mie ayam disepanjang Pantai MAF Nabire. Begitu banyak kerikil yang ia hadapi, namun terus disyukuri guna kelangsungan hidup keluarga. Berikut kisah Harjono yang dirangkum Cendana News.

Pebisnis ekonomi menengah kebawah ini, mampu bertahan hidup di perantauannya di Nabire, Papua. Lebih dari 20 tahun pria ini menjadi tumpuan kelangsungan hidup seorang istri bernama Bunirah dan 3 anak laki-laki disebuah rumah yang telah ia beli dengan harga Rp14.500.000 di sekitar Pantai MAF Nabire.

Awalnya, ia mencoba jual jasa tukang ojek sekitar tahun 90-an di sekitaran pasar kota Nabire, Papua, ia pun beralih profesi menjadi sopir angkutan umum. Namun, semua itu hanya mampu bertahan sekitar satu tahun.

Harjono yang kala itu sewa rumah kos tiap bulannya Rp 50 ribu tetap bertahan, hingga tahun 1992 dirinya mencoba jual Soto Tubruk (1 mangkuk soto yang dicampur dengan nasi) gunakan gerobak dorong yang telah ia desain seperti penjual keliling lainnya.

“Alhamdulillah pemasukan tiap bulan untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anak saya yang sekarang paling tua usianya 23 tahun,” kata Harjono saat dijumpai Cendana News disepanjang Pantai MAF Nabire, Papua, Minggu (9/7/2017).

Ia mengaku pengalaman hidup yang ditemui dalam perantaun begitu banyak dan juga mengakui bahwa kehidupan dulu dan sekarang bukan makin mudah, malahan semakin keras. Menurutya tahun demi tahun terus berlalu, ia merasa kehidupan semakin pedis.

“Mau tidak mau harus saya harus atur keuangan dengan baik, agar hidup kami terus mencukupi. Tiap bulan kadang sejuta saya kumpulkan untuk biayai hidup anak istri saya,” ujarnya.

Lihat juga...