RABU, 8 MARET 2017
PADANG — Pendidikan, pekerjaan, dan fasilitas umum menjadi sorotan bagi penyadang disabilitas. Persoalan ini, sepertinya tidak akan pernah ada solusi, karena keluhan dan harapan mereka sudah lama disuarakan. Entah apa kendalanya, sehingga pemerintah tak kunjung memenuhi harapan dan lupa untuk memperbaiki sebuah keluhan menjadi kebahagian.
![]() |
Penyandang disabilitas yang ikut berpartisipasi mengikuti aksi damai Jaringan Peduli Perempuan Sumatera Barat |
Bertepatan pada Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini Rabu 8 Maret 2017, ada cerita dan pesan dari Atri seorang wanita penyadang disabilitas di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), untuk pemerintah.
Menjalani hidup dengan fisik yang tak sama dengan kebanyakan orang, tentunya ada kendala. Hidup seperti itu memang bukan sebuah keinginan, melainkan takdir dari Tahun yang memiliki maksud untuk umatnya. Atri yang ditemui saat ikut melakukan aksi bersama Jaringan Peduli Perempuan mengatakan, tak jarang bagi penyandang disabilitas mendapatkan perlakuan diskriminasi, terutama dalam dunia pendidikan dan dunia kerja.
“Pendidikan untuk kami dibedakan, lowongan pekerjaan menjadi syarat yang tidak bisa dipenuhi oleh disabilitas seperti fisik sehat, menikmati fasilitas umum juga tidak bisa, hal-hal itu seakan membuat kami disabilitas ini tidak dianggap penting oleh sekelompok orang dan juga pemerintah itu sendiri,” ungkapnya saat ditemui Cendana News di Padang, Rabu (8/3/2017).
Ia mengakui, hal itu terkadang membuatnya sedih, karena ada secuil kekecewaan yang berupaya ia pendam, mengingat orang penyandang stabilitas tidak mengimbangi jumlah orang yang memiliki fisik secara sempurna. “Mungkin karena kami sedikit, lalu harapan selama ini belum ada responnya,” katanya.