Perempuan Dominasi Sektor Usaha Informal di Pelabuhan Bakauheni

Mardiana mengungkapkan aktif dalam organisasi dan kini dipercaya menjadi koordinator yang mewakili sang ketua untuk mengkoordinir para pedagang. Ia mengungkapkan hampir 90 persen diantaranya didominasi oleh para wanita yang berjualan dan sisanya merupakan laki laki. Ia bahkan mencatat dari sekitar 400 anggota aktif dipastikan sebanyak 250 pedagang merupakan kaum hawa.

Dipercaya sebagai koordinator ia mengaku memiliki tugas mendata keanggotaan baru, perpanjangan keanggotaan dan menjadi mediator bagi berbagai persoalan antar pedagang yang kadangkala terjadi di dalam pelabuhan.

Mardiana mengaku dengan banyaknya perempuan yang berdagang di wilayah Pelabuhan merupakan hal yang tidak mudah, karena bagi sebagian besar merupakan kaum ibu rumah tangga (IRT) dan singleparents (orangtua tunggal). Berbagai persoalan pelik yang dialami diakuinya kerap mendorong mereka untuk memilih menjadi pedagang “asongan” atau bahkan dikenal dengan “penjual kopi keliling”.

Mardiana sendiri yang merupakan seorang ibu muda dengan dua orang anak yang masih kecil mengaku pernah mendapat larangan dari suami meski akhirnya usahanya tersebut tetap dijalankan. Ia mengaku sang suami hanya berpesan agar dirinya bisa menjaga diri dan beberapa pekerjaan rumah tangga yang menjadi tanggungjawabnya bisa dikerjakan dengan baik dan tidak terbengkelai.

Hal tersebutlah yang mendorong ia harus disiplin mengatur waktu sebagai seorang ibu rumah tangga dengan bangun pagi pagi sekitar pukul 04:00 WIB untuk memasak, mencuci, serta mempersiapkan keperluan anak sekolah. Baru sekitar pukul 07:00 WIB setelah anak anak berangkat sekolah dengan diantara sang suami, dirinya mulai berjualan dengan cara mengojek dari rumahnya di Kenyayan yang berjarak sekitar satu kilometer dari pelabuhan.

Lihat juga...