AKHIR-akhir ini muncul wacana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke luar Jakarta terutama Pulau Kalimantan sebagaimana kajian oleh tim Bappenas.
Sejatinya dalam sejarahnya pemindahan ibu kota negara sudah pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada saat terjadi agresi militer Belanda I dimana Ibu Kota berpindah dari Jakarta ke Yogya dan pada saat para pemimpin Indonesia ditangkap oleh Belanda akibat agresi militer Belanda ke-2 yang dipindahkan ke Bukittinggi Sumatera Barat.
Namun pemindahan ibu kota tersebut hanya sementara dan tidak memindahkan sebagian besar penduduk, terutama pegawai kementerian khususnya. Selain itu pemindahan pada waktu masa revolusi mempertahankan kemerdekaan tersebut adalah dalam kondisi darurat (staat van oorlog en beleg) akibat Ibu Kota Jakarta dikuasai oleh militer Belanda.
Maka mau tidak mau demi untuk mempertahankan kemerdekaan RI yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, posisi ibu kota dipindahkan agar roda pemerintahan tetap berjalan dan eksistensi NKRI tetap diakui oleh negara-negara dunia.
Sejarah Batavia
Sejarah Batavia menurut Sir John Barrow, seorang sekretaris Departemen Angkatan Laut berkebangsaan Inggris yang singgah di Batavia pada waktu 1792-1793 menyatakan, bahwa Batavia merupakan kota yang terdiri dari berbagai etnik yang teratur kotanya, dengan berbagai macam bangunan yang desainnya cukup cantk. Serta dengan jalan-jalan yang dibuat lurus dan saling bersimpangan dengan sudut tegak lurus.
Setiap jalan dibelah tepat di tengah dengan sebuah kanal yang dindingnya berlapis batu dan terhubung dengan sebuah tangga batu rendah di kedua sisi.