Modal awal Supri untuk berdagang bakso setiap hari adalah Rp 500 ribu. Jika dagangannya habis, Supri bisa mengantongi omset sejumlah Rp 750-800 ribu. Akan tetapi jika sepi pembeli, Supri masih membawa pulang Rp 500 ribu ke rumah, ditambah sisa bakso yang siap disantap anak, istri beserta para tetangga.
Untuk menikmati satu porsi bakso racikan Supri lengkap dengan mie kuning, bihun, sawi hijau dan taburan bawang goreng yang gurih, pelanggan hanya merogoh kocek sejumlah Rp 8-10 ribu. Pengecualian bagi pelanggan yang membeli bakso sebagai lauk pelengkap makanan anak kecil, Supri tidak segan melayani dengan harga ekonomis berkisar Rp 2-3 ribu. Murah, enak, aman, bersih dan sehat, itulah motto yang diusung Supri selama 16 tahun berdagang bakso di Jakarta.
Tempat mangkal favorit Supri adalah di depan kantor sekretariat Posdaya Kenanga Simprug, sekaligus kantor siaga RW 09, Jalan Rawa Simprug I, Kelurahan Grogol Selatan. Akibat kerap mangkal di depan sekretariat Posdaya, Supri yang tadinya hanya mengamati keramaian Posdaya setiap hari senin (Hari Kas Posdaya Kenanga Simprug), akhirnya memberanikan diri bertanya kepada Emmy Aznulleily, Ketua Posdaya Kenanga Simprug. Mendengar keterangan Emmy bahwa Posdaya melayani simpan-pinjam Tabungan Kredit Pundi Sejahtera atau Tabur Puja, kegemaran menabung Supri pun bangkit.
Jika Supri menabung di Tabur Puja, tidak akan sulit baginya untuk mendapat pinjaman modal usaha saat membutuhkannya suatu saat nanti. Itulah ciri khas koperasi, seperti yang ada di kota kelahirannya, Solo, Jawa Tengah. Penjelasan Emmy, ditambah pertimbangan pribadi Supri, berhasil menginspirasi sekaligus membulatkan tekad Supri untuk langsung bergabung dengan setoran tabungan pertama sejumlah Rp 100 ribu di Tabur Puja.