“Juni 2016, Yayasan Damandiri meluncurkan Program Posdaya Tabur Puja Mandiri. Dari program tersebut ada kebijakan, agar setiap Posdaya membentuk kelompok-kelompok Tanggung Renteng. Sehari setelah peluncuran, saya meminta Ibu Ketua untuk menjalankan mandat tersebut. Akhirnya kami bergerak dan memberi pelatihan bagi para PJ bagaimana melakukan wawancara kepada calon anggota secara lugas, namun tetap menjaga norma kesantunan,” jelasnya.
Selain mengatur Tabur Puja secara administrasi, Rumiyanti juga menjadi Ketua Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Bacang. Di bawah pengarahan serta etos kerjanya yang luar biasa, Posbindu PTM terus berkembang. Ia menerapkan cara kerja yang disebutnya ‘menjemput bola’. Maksudnya adalah, dalam satu minggu setiap bulannya, Posbindu PTM Bacang membuka tiga titik kegiatan di tiga hari yang berbeda. Tujuannya agar bisa menjangkau seluruh masyarakat, khususnya warga RW 02 Kelurahan Srengseng Sawah.
“Warga kami terbagi menjadi tiga belas RT, berkonsentrasi di satu wilayah akan menyulitkan warga yang kediamannya jauh dari kegiatan Posbindu PTM. Melayani masyarakat adalah sebuah pilihan, jadi turun dan hampirilah masyarakat. Fungsi Posbindu PTM adalah pendeteksi awal dalam merawat kesehatan masyarakat, jadi butuh fokus dan totalitas dalam bertugas,” pungkas ibu satu anak ini, mengakhiri perbincangan dengan Cendana News.
Rumiyanti (duduk) sedang bertugas di Hari Kas |
Motto Pribadi
Bersama suami dan anaknya, Rumiyanti menetap di Jalan Lenteng Agung Timur, Gang H. Shibi, RT 05, RW 02 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sejak 2002, ia bersama keluarga sudah berada kurang lebih 15 tahun di Gang H. Shibi, serta aktif dalam semua kegiatan pemberdayaan masyarakat RW 02 Srengseng Sawah.