Pemerintah Pusat Diminta Serius Bangun Perfilman Nasional

“Ambil contoh bagaimana pemerintah Korea memajukan K-Pop ke seluruh dunia. Seolah K-Pop itu representasi Korea, padahal bukan. Bahkan K-Pop berhasil menggilas Harajuku-nya Jepang yang sudah hadir jauh sebelum K-Pop. Jika dibandingkan dengan Indonesia, bangsa ini lebih kaya akan seni dan budaya dibandingkan seluruh negara maupun bangsa di muka bumi ini. Mengapa pemerintah tidak mengerti cara maupun strategi untuk memperjuangkan potensi yang dimiliki bangsanya sendiri ?” tandas Guntoro.

Akhirnya sekarang ini seluruh dunia dilanda demam K-Pop. Dari remaja sampai ibu-ibu rumah tangga latah demam K-Pop. Bahkan Indonesia telah menjadi kantong penggemar K-Pop yang sangat besar. Diikuti masuknya film-film Korea yang menohok di jantung perfilman Indonesia. Lalu kemana pemerintah? berada dimanakah insan perfilman nasional melihat fenomena K-Pop dan Film Korea yang merambah semakin dalam ke pelosok nusantara. Bahkan film Korea sudah menekan eksistensi film nasional yang sebelumnya juga sudah terhimpit produk film Hollywood maupun Bollywood.

“ Secara pribadi saya katakan film Indonesia mati suri. Kalaupun muncul pasti idenya hanya itu-itu saja, komedi atau kisah romantis. Itu juga butuh perjuangan dengan dana berlimpah mendongkrak rating. Lalu diambil jalan pintas membuat sinetron, tapi tetap saja tidak menjamin majunya perfilman, malah sinetron sekarang ini sudah jauh dari kekayaan mutu. Bandingkan dengan sinetron maupun serial televisi di zaman dahulu yang inspiratif. Jadi intinya adalah pemerintah harus turun tangan untuk memperbaiki perfilman nasional dengan langkah kecil membangun gedung-gedung bioskop. Presiden Joko Widodo banyak berbicara seni dan budaya adalah akar kuat menopang pembangunan, apakah film nasional bukan seni yang bisa menjadi corong budaya bangsa dalam menopang pembangunan? “ pungkas Guntoro.

Lihat juga...