Bagi PKI Kanigoro 1965, Al-Quran Menyebabkan Kudisan

MINGGU, 22 JANUARI 2017

KEDIRI — Suara pedih atas penderitaan Mohammad Ibrahim Rais (75), salah satu korban atas penyerbuan Partai Komunis Indonesia (PKI) kepada Pelajar Islam Indonesia (PII), terlantun kembali di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Saat itu, Ibrahim selaku panitia kegiatan, menyaksikan sekaligus merasakan langsung kekejaman yang dilakukan PKI secara fisik, maupun psikis.
M.Ibrahim Rais
Mental training di Kanigoro diselenggarakan tanggal 9-16 Januari 1965, berhenti di tengah jalan pada tanggal 13 Januari 1965, Pemuda Rakyat Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Barisan Tani Indonesia (BTI) mengobrak-abrik training tersebut. Aksi keji itu dilakukan setelah selesai shalat Subuh, saat para peserta training masih membaca wirid dan doa. Ribuan pemuda rakyat dan BTI menggrebeg PII dan Kyai mereka. Kepala para Kyai dipukuli, dibuat mainan, lalu diludahi oleh PKI.
Ibrahim menyaksikan dengan dada sesak, kaki kotor para Pemuda Rakyat PKI dan BTI langsung masuk ke Masjid tanpa bersuci. Mereka merampas semua yang ada di Masjid. Kitab suci Al-Qur’an dimasukkan ke dalam karung, kemudian diinjak-injak oleh mereka. Ada juga PKI yang mengambil Al-Qur’an, lalu menuding Al-Quran, sambil berkata, “Inikah kitab suci yang kalian katakan hebat, sehingga menyebabkan kalian Kudisan?” cibir PKI itu, dengan maksud menghina Al-Qur’an.

Jurnalis : Agus Nurchaliq / Editor : ME. Bijo Dirajo / Foto : Agus Nurchaliq

Lihat juga...