Pemulung Cilik di Sumenep Ini Ingin Menjadi Dokter

KAMIS 8 DESEMBER 2016
 

SUMENEP — Keterbatasan ekonomi bukan lantas harus menggugurkan keinginan atau cita-cita untuk menggapai impian, berbagai macam cara mereka pun lakukan. Salah satunya seperti yang dilakukan sang pemulung cilik di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, di mana setiap pulang sekolah ia harus bergelut dengan sampah untuk menambah penghasilan orang tuanya agar kelak nanti bisa meraih impian menjadi seorang dokter.
Foto_Pemulung_Cilik_Sedang_Memungut_Barang_Bekas_Di_Tempat_Sampah.
Setiap hari pemulung cilik bernama Asni (9) warga Desa Kacongan, Kecamatan Kota Sumenep, sejak beberapa tahun lalu membantu orang tuanya mencari barang-barang bekas yang masih bisa dijual kembali. Hal itu dilakukan setiap pulang sekolah, dimana ia memanfaatkan waktu luang yang biasanya untuk bermain bersama teman-temannya, namun baginya waktu tersebut lebih baik digunakan sebagai mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
“Saya setiap hari mencari barang-barang bekas untuk dijual lagi. Itupun dilakukan setelah selesai sekolah agar bisa membantu orang tua ngumpulin uang, karena saya ketika besar nanti ingin menjadi seorang dokter,” kata Asni (9), salah seorang pemulung cilik di Kabupaten Sumenep, Kamis (8/12/2016).
Disebutkan, bahwa sebenarnya dalam setiap harinya penghasilan yang diperoleh dari menjual barang bekas tidaklah banyak, tapi terkadang hanya buat cukup makan bersama keluarganya. Itu pun ketika dikumpulkan dengan yang diperoleh orang tuanya paling mendapatkan uang sebesar Rp20.000. Sedangkan jika ada sisa dari uang tersebut disisihkan untuk simpanan agar suatu saat bisa menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna mewujudkan cita-citanya.
“Saya tidak pernah merasa malu meski setiap hari mencari barang bekas di tempat sampah, karena pekerjaan ini bukanlah hal yang buruk, yang terpenting uang yang diperoleh halal. Dengan cara inilah saya bisa membantu orang tua, sehingga nanti saya sudah dewasa bisa mencapai cita-cita menjadi dokter,” jelasnya.
Asni (9), sang pemulung cilik yang masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kacongan, Kecamatan Kota Sumenep, sudah sejak kelas 1 ikut membantu orang tuanya mencari sampah. Dengan semangat dan kemauan yang cukup tinggi, anak ketiga dari pasangan Selamet (59) dan Khatijah (55) tidak pernah menyerah dan putus asa untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter.
Biasanya setiap hari ia berkeliling ke sejumlah tempat sampah yang ada di wilayah kota ini untuk mengais rezeki dengan mengumpulkan botol dan gelas bekas air mineral. Setelah beberapa hari dan turkumpul dengan jumlah banyak barang-barang bekas didapat dari tempat sampah dijual kepada pedagang barang bekas dengan harga Rp7000 per kilogram.
Jurnalis: M. Fahrul/Editor: Irvan Sjafari/Foto: M.Fahrul
Lihat juga...