CATATAN KHUSUS — Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertha Bumi adalah salah satu tempat ibadah umat Hindu di kawasan wisata budaya Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang berada satu kompleks dengan rumah peribadatan lainnya seperti Masjid Pangeran Diponegoro, Gereja protestan Haleluya, Gereja Katholik Santa Catharina, Kelenteng Khong Miao, Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa, dan Vihara Arya Dwipa Arama.
Peresmian Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertha Bumi dilakukan bersamaan dengan peresmian TMII pada 20 April 1975 oleh Presiden kedua RI, HM.Soeharto. Akan tetapi dalam menentukan hari jadi (HUT) Pura maka baik pemangku agama Hindu dan pengurus Pura bersepakat bahwa hari jadi Pura diambil berdasarkan kalender Bali pada purnama bulan keempat setiap tahunnya atau dalam kalender nasional jatuh pada 15 Oktober setiap tahun.
Rangkaian acara sudah dilaksanakan sejak tanggal 1 Oktober 2016, mulai dari prosesi suci Matur Piyuning (meminta restu dan pimpinan Sang Pencipta), Nangkil Griya (meminta restu dari penguasa penjaga Pura), Ngayah Banten (kerjasama mempersiapkan sesajen untuk acara puncak), mengumpulkan air suci dari seluruh Pura suci yang ada di Jabodetabek (rawa mangun, cijantung, cilincing, jelambar, halim, bekasi), sampai Mecaru (pembersihan Pura) sehari sebelum acara puncak.
” Setelah Mecaru itulah, maka pada tanggal 15 Oktober 2016 acara HUT Pura Penataran Agung Kertha Bumi diadakan Upacara (odalan) besar yang dihadiri oleh seluruh Pemangku Agama Hindu dari seluruh Pura di Jakarta untuk berdoa bersama,” terang I Gusti Made Priksa, Pengurus Pura.
Doa bersama dari para Pemangku agama Hindu Se-Jabodetabek ini bukan sekedar mendoakan Pura semata akan tetapi juga turut mendoakan seluruh bangsa indonesia dan seisinya agar selalu dalam lindungan Sang Maha Pencipta.
Ada hal istimewa dibalik keberadaan Pura Penataran Agung Kertha Bumi, yakni Pengurus Pura beserta Pengurus Yayasan Banjar Hitakarma yang menaungi Pura secara turun temurun selalu mengingat kala pertama Pura dikunjungi oleh Ibu negara RI yaitu mendiang Ibu Siti Hartinah Soeharto atau akrab disapa Ibu Tien Soeharto.
Pesan sekaligus konsep kerukunan beragama yang dibawa beliau kepada para pengurus berhasil diterjemahkan sekaligus dilakukan dalam keseharian mereka terutama untuk membina keharmonisan antar umat beragama di TMII. Bahkan Yayasan Banjar Hitakarma sebagai lembaga yang menaungi Pura Penataran Agung Kertha Bumi hingga kini memiliki sebuah paguyuban lintas agama yang aktif mengadakan pertemuan untuk menjaga kedekatan, keharmonisan, kerukunan antar umat beragama di wilayah Jabodetabek.
Nama Pura Penataran Agung Kertha Bumi itu sendiri memiliki arti atau makna mendalam bahwa bagaimana manusia dalam kehidupan sehari-hari harus mampu saling mengayomi dengan cara saling asah, asih, dan asuh agar tercipta kerukunan untuk ketenteraman manusia.
” Takdir yang menentukan nama Pura ini sesuai dengan konsep kerukunan yang dibawa oleh Ibu Tien maupun Pak Harto kemanapun mereka pergi dan berkunjung. Sebuah konsep untuk saling menjaga dan mengayomi demi terciptanya kerukunan dan ketenteraman. Oleh karena itu dengan pimpinan serta restu dari Sang Pencipta pula maka pesan beliau selalu hidup disini dalam keseharian kami semua keluarga besar Pura Penataran Agung Kertha Bumi,” kenang Made Priksa.
Peringatan HUT Pura Penataran Agung Kertha Bumi pada 15 Oktober 2016 yang akan datang tidak akan diselenggarakan meriah namun secara sederhana dalam bentuk upacara suci keagamaan dengan satu semangat bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan sudah seharusnya mengingat Penciptanya baik dalam susah maupun senang. Hal itu akan menjadi filter bagi manusia itu sendiri dalam mengarungi kehidupan sehari-hari.