30 Siswa di Balikpapan Dapatkan Pelatihan di Sekolah Peduli Inflasi

SABTU, 19 MARET 2016
Jurnalis : Ferry Cahyanti/ Editor : Fadhlan Armey / Sumber Foto: Ferry Cahyanti

BALIKPAPAN — Pelajar dari 30 sekolah menengah atas dan kejuruan, Sabtu (19/3/2016) mengikuti sekolah inflasi yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan.
Pelatihan budidaya cabai
Humas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Andi Palupi mengungkapkan, sekolah inflasi ini bertujuan untuk mengajak siswa siswi di Balikpapan peduli perekonomian kota Balikpapan, khususnya dalam pengendalian inflasi melalui budidaya cabai di sekolah ataupun lingkungan sekitar.
“Siswa siswi ini dapat menjadi penerus sebagai agen perubahan dengan membudidaya cabai meski mereka masih pelajar, paling tidak mereka mengetahui bagaimana cara menanam dan merawat cabai, sebab semakin mahalnya harga cabai di pasar,” katanya disela kegiatan sekolah peduli inflasi di kantornya.
Dalam sekolah peduli inflasi tidak hanya siswa siswi saja yang hadir namun juga ada guru pendamping serta petani yang nantinya akan membimbing mereka saat membudidaya di sekolah. Pada sekolah peduli inflasi siswa-siswi diajak langsung praktek menanam cabe di polybag dan bagaimana perawatannya oleh petani-petani di Balikpapan yang telah berhasil membudidaya cabai rawit.
Rencananya, besok (20/3) juga akan ada penandatanganan komitmen Kepala Sekolah untuk menjalankan program peduli sekolah inflasi dan pemberian bantuan berupa uang yang digunakan untuk membeli sarana produksi budidaya cabai organik.
Untuk tiga bulan ke depan, pihaknya juga akan menyediakan lima orang pendamping lapangan bagi tiap-tiap sekolah.
Pada kesempatan yang sama Guru Biologi SMAN 1 Kota Balikpapan, Chusnul Chotimah, mendukung kegiatan sekolah peduli inflasi tersebut. Karena ke depannya siswa dapat mengenal sekaligus memahami bagaimana cara membudidaya cabai disekolah maupun di rumah.
“Dengan menanam dapat mengurangi konsumsi pembelian cabai dipasar, dan ini membuat harga turun secara otomatis apabila permintaan menurun,” terangnya.
Chusnul menambahkan, pembelajaran membudidaya cabai ini sudah lama dilakukan dan siswa yang menanam juga bergantian. Meski lahan terbatas, pihaknya bersama siswa siswi tetap membudidayakan cabai dan sayur-sayuran dengan pupuk kompos yang diproduksi langsung oleh siswa.
Lihat juga...