Cara Titiek Soeharto Melestarikan Batik, Tiada Hari Tanpa Batik.


CATATAN JURNALIS—Titiek Soeharto adalah trah Cendana yang paling sering tampil di hadapan publik karena sekarang ini ia adalah Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar (Golongan Karya), partai yang dibesarkan oleh ayahnya, Soeharto. 

Sebagai Anggota DPR RI dan berbagai jabatan lain yang diembannya, kehadiran Titiek di depan umum adalah salah satu daya tarik tersendiri. Pertama, karena komitmennya yang ingin melanjutkan apa yang sudah dirintis oleh ayahnya yaitu menuju Indonesia tinggal landas. Kedua, komitmennya dalam membangun pertanian di Indonesia sebagai wujud dukungannya kepada petani yang menurutnya adalah ujung tombak kedaulatan pangan. Ketiga, karena keinginannya melestarikan budaya Jawa sebagaimana yang ia tuturkan dalam situs pribadinya (baca : Siti Hediati Heriyadi Lestarikan Jawa Meski dari Hal Kecil).

Melestarikan budaya Jawa tentulah tidak bisa dilepaskan dengan bagaimana cara berbusana sebagai perempuan Jawa. Dalam sejarahnya, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Sebagai putri dari orang tua yang berdarah Jawa, tentu Titiek sudah dikenalkan tentang batik sejak usia belia.

Terlebih lagi sebagai putri Presiden RI ke-2 tentu Titiek Soeharto tahu persis bagaimana Pak Harto memperkenalkan batik sehingga dikenal oleh seluruh dunia dan akhirnya mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Bahkan kegigihan Pak Harto memperkenalkan batik di dunia internasional mampu membuat tradisi baru dalam penyelenggaraan KTT APEC (Baca : Soeharto Membuat Tradisi Baru KTT APEC Melalui Batik).

Lihat juga...