
CENDANANEWS (Denpasar) – Bertempat di Kompleks Rumah Ibadah Lima Agama PUJA MANDALA Jalan Kurusetra Nusa Dua Bali, Masjid Agung Ibnu Batutah menjadi jawaban akan kerinduan serta keinginan umat muslim kawasan Nusa Dua memiliki sebuah Masjid.
Atas Usaha dan Prakarsa dari Wagiman Subiyarso Direktur Keuangan BTDC kala itu, serta didukung penuh oleh Menteri Pariwisata Joop Ave, maka dipertemukanlah Panitia pembangunan Masjid Agung Ibnu Batutah dengan pihak Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP).
Namun, karena dirasakan masih kurangnya dana, maka Menteri Pariwisata Joop Ave menggagas penggalangan dana di kediaman dinasnya di Jakarta. Dalam acara buka puasa bersama, Joop Ave mengundang semua investor di wilayah Nusa Dua Bali untuk menyumbang demi terlaksananya pembangunan Masjid Agung bagi umat muslim kawasan Nusa Dua Bali.
Akhirnya diresmikanlah Masjid Agung Ibnu Batutah bersamaan dengan empat rumah ibadah agama lainnya di kompleks Rumah Ibadah Lima Agama PUJA MANDALA pada tanggal 22 Desember 1997 yang dihadiri oleh Menteri Agama RI, Tarmizi Thaher, Gubernur Bali, Ida Bagus Oka serta kalangan tokoh masyarakat dan para pemuka Agama di Bali.
Pelaku sejarah pembangunan Masjid Agung Ibnu Batutah, H.Jumali S mengatakan, bahwa nama Ibnu Batutah adalah nama seorang ulama, pujangga, dan penyebar agama Islam asal Persia. Sehingga apa yang dilakukan beliau merupakan garis perjuangan Masjid Agung Ibnu Batutah sampai saat ini, yaitu memberikan citra positif tentang Agama Islam bagi rakyat Bali.
“Perjuangan kami masih sangat panjang. Namun kami tetap berkeyakinan bahwa apa yang diperjuangkan dengan tulus akan berbuah hasil yang baik dikemudian hari,” ungkap H.Jumali kepada CND saat ditemui di halaman Masjid Agung Ibnu Batutah, Selasa (7/7/2015).
Yayasan Masjid Agung Ibnu Batutah memiliki keinginan membangun perpustakaan elektronik di belakang gedung Masjid. Sudah mulai rampung pembangunannya, namun masih terkendala dana yang cukup besar.
Demikian juga halnya dengan sebuah sekolah Madrasah milik Yayasan Masjid Ibnu Batutah yang memberikan pendidikan bagi siswa/i yatim-piatu. Mereka memiliki kendala dana menyambut tahun ajaran baru ini.
Satu-satunya harapan mereka adalah swadaya umat saja, karena belum menemukan penyandang dana yang bisa membiayai perjuangan mereka dalam membangun Perpustakaan elektronik dan menyambung hidup sekolah madrasah bagi siswa/i yatim-piatu.
“Pemerintah era Presiden Soeharto bersama Korpri dan YAMP sangat luarbiasa memberikan sumbangsih pembangunan Masjid di seluruh Indonesia. Tapi sekarang siapa lagi yang bisa melakukan seperti itu?,” sambung H.Jumali.
Perjalanan Masjid Agung Ibnu Batutah masih sangat panjang, dan butuh uluran tangan penyumbang-penyumbang dana bagi kegiatan Masjid dalam merealisasikan visi dan misi kedepannya.


——————————————————-
SELASA, 07 Juli 2015
Jurnalis : Miechell Koagouw
Fotografer : Miechell Koagouw
Editor : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-