Dengar Pendapat di DPRD Balikpapan [Foto:CND] |
Tren
- Titiek Soeharto Terima Buku Dokumentasi Tetenger Monumen KUD pertama di Indonesia
- Keluarga Henk Ngantung Siap Gelar Pameran Lukisan Perjuangan dan Proklamasi
- Gita Bahana Nusantara 2025, Wadah Kebhinekaan di Indonesia
- Inovasi Bawaslu Kulon Progo: Lomba Puisi untuk Mencintai Demokrasi
- Galakkan Literasi di Kulon Progo, Sastra-Ku Luncurkan Kumcer “Perisai Pecah Mata Air”
- Amnesti-Abolisi : Perang Asimetris?
- Binatang Intim dan Dunia Infantil Rayni N Massardi
- Amnesti-Abolisi “Membeli” Oposisi ?
- Dosen FISIP UNY Latih Guru Geografi se-Jateng Pembuatan Peta Digital
- Menelisik Misteri Dua Buku Noorca M Massardi
CENDANANEWS (Balikpapan) – angka kasus kematian ibu melahirkan di kota Balikpapan tahun 2014 mengalami kenaikan, jika dibandingkan dengan angka kasus kematian ibu melahirkan tahun 2013.
“Masih tingginya angka kematian ibu melahirkan ini dilihat dari data Dinas kesehatan kota tahun 2013 mencapai 10 ribu, sedangkan tahun 2014 mencapai 14 ribu,” papar dr. Agyan Reswanedro Kabid Pelayanan Kesehatan DKK dalam dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Balikpapan dalam pembahasan Raperda Kesehatan ibu dan anak, Rabu (1/4).
Agyan menjelaskan penyebab ketidaksehatan ibu melahirkan karena memiliki penyakit langsung seperti inpeksi, pendarahan. “Pendarahan ini paling banyak terjadi dialami ibu saat melahirkan. Ini jadi salah satu factor kematian ibu,” katanya.
Padahal, Pihaknya bersama seluruh instansi terkait telah melakukan langkah pencegahan dan kampanye untuk mengurangi angka kematian ibu melahirkan. Namun angka kematian ibu masih tinggi. Tingginya angka kematian ibu melahirkan dan anak menjadi indikator kesehatan suatu daerah.
“Tingginya angka kematian ibu dan bayi itu berarti derajat kesehatan daerah itu rendah. Di kita datanya angka kematian ibu 359 kasus per 100 ribu kelahiran. Itu termasuk tinggi,” tegasnya.
Agyan mengakui ada yang kurang dari upaya ini, karena itu Agyan berharap reperda ini makin menatapkan upaya semua stakeholder melakukan gerakan bersama mencegah terjadi kematian ibu dan anak disaat melahirkan.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD kota Ida Prastuty mengatakan kesehatan ibu dan anak penting dalam upaya mencetak generasi tangguh dimasa yang akan datang.
DPRD kota katanya sudah melakukan kajian akademis dengan menggandeng UGM sekaligus melakukan perbandingan dengan wilayah yag memiliki pemanfaatan startegis perda Kesehatan ibu dan akan seperti Kabuapten Bandung dan Kota Makasar.
“Perda ini tidak dapat berjalan efektif kalau civitas dan akademisi medis tutup mata atas keberadaan perda ini,” katanya.
Raperda ini diharapkan dapat tuntas dan menjadi perda pada persidangan II atau jelang bulan Ramadan. “ Sebagai kado masyarakat untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi,” imbuhnya.
Lihat juga...