Kuliner Tradisional Semarakkan Lebaran di Lampung Selatan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Menjelang lebaran Idul Fitri 1442 Hijriyah/2021, kesibukan ibu-ibu dan masyarakat di wilayah Bakauheni, Lampung Selatan mulai terlihat sejak pagi. Berbagai olahan dari berbagai etnis dibuat dengan mengedepankan kekhasan masing-masing.
Rabasia, salah satu warga Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan menyebut Idul Fitri 1442 Hijriyah/2021 jadi momen untuk hidangkan sajian khas. Tradisi turun temurun menyiapkan hidangan istimewa sesuai asalnya dari Bugis, Sulawesi Selatan. Langga dan buras, dua jenis kuliner khas dibuat dari beras ketan dan beras biasa.
Rabasia bilang menyiapkan langga dari beras ketan yang dikukus. Selanjutnya dicetak bulat dan disusun memakai daun pisang. Hal yang sama pada buras dibuat dari beras yang menyerupai pembuatan lontong. Butuh waktu 5-8 jam untuk menghasilkan langga dan buras yang empuk.
“Cara tradisional dengan mengukus memakai dandang berbahan bakar kayu selama berjam-jam. Proses pengukusan dilakukan suami karena api harus stabil hingga langga dan buras matang sempurna,” terang Rabasia saat ditemui Cendana News, Rabu (12/5/2021)
Rabasia menyebut saat proses pembuatan langga dan buras berlangsung, daging sapi segar juga diolah menjadi opor dan gulai untuk lauk pelengkap.
Pengolahan kuliner khas Bugis sehari sebelum lebaran sebutnya jadi kesibukannya. Ia memperhitungkan saat sore hingga malam proses pembuatan kuliner khas itu selesai. Sebab ia bisa mempersiapkan malam takbir dan shalat Ied pada pagi harinya.
“Tamu yang berasal dari etnis berbeda kerap menanyakan langga, buras,” cetusnya.
