Kuliner Tradisional Semarakkan Lebaran di Lampung Selatan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Kesibukan membuat kuliner berbahan beras juga dilakukan Jaenuri dan istri. Warga Bakauheni itu memilih membuat jenang. Bahan berupa tepung beras, santan dan gula yang dipersiapkan lalu dimasak memakai wajan. Produsen gula kelapa itu sudah terbiasa mengolah adonan gula sehingga mudah membuat jenang. Proses pembuatan jenang dilakukan selama 5 hingga 6 jam, bahkan lebih.

Proses membuat jenang sebutnya kerap dilakukan saat momen istimewa. Kala lebaran jenang akan jadi sajian untuk para tamu. Setelah proses memasak jenang, pencetakan dilakukan agar jenang bisa dibentuk. Jenang akan dipotong ukuran kecil berbentuk jajaran genjang. Penyajian akan diletakkan dalam piring dengan rasa khas kenyal, manis dan gurih.

“Saya membuat jenang untuk mengobati kerinduan pada makanan tradisional yang sudah jarang dibuat ini,” bebernya.

Membuat jenang yang hanya dilakukan saat hajatan pernikahan, lebaran sekaligus melestarikan tradisi kuliner. Ia menyebut kuliner yang butuh waktu lama dalam pembuatannya cukup digemari. Bisa menghidangkan menu istimewa saat lebaran menjadi kepuasan baginya. Sebab lebaran dua tahun terakhir dirayakan dalam keterbatasan. Tanpa bisa mudik ke kampung halaman di Jawa ia masih bisa menikmati sajian kue tradisional.

Pembuatan kue tradisional melalui proses panjang juga dilakukan Suyatinah. Ia memilih membuat tape atau tapai ketan hitam sebagai varian kuliner lebaran. Ketan hitam yang akan dibuat menjadi tape harus dibersihkan dengan air mengalir, direndam selama setengah hari. Setelah direndam dengan air proses selanjutnya dengan pengukusan. Pengukusan bertujuan untuk mematangkan beras ketan hitam.

Lihat juga...