Pementasan Teater Musikal Lakontara 2025, Upaya Hidupkan Kembali Lakon-Lakon Nusantara
Pemilihan peserta, lanjut Syaifullah, dibatasi pada wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, dan dari 20 sanggar yang mendaftar, terpilih empat kelompok yang dinilai paling relevan dengan tema lakon Nusantara.
Lebih lanjut, dirinya turut memaparkan rangkaian proses pendampingan yang diberikan kepada para peserta, mulai dari inkubasi, pelatihan, mentoring, hingga kunjungan lapangan untuk memantau kesiapan masing-masing kelompok.
Dalam penyelenggaraannya, festival ini juga melibatkan sejumlah pakar di bidang seni pertunjukan untuk memastikan kualitas program dan
hasil pementasan, yang pada akhirnya dapat melahirkan kelompok teater musikal Nusantara bertaraf Internasional.
“Kami berharap program ini dapat digelar kembali di tahun depan dengan cakupan yang lebih luas, salah satunya dengan membuka kesempatan bagi sanggar-sanggar dari kota-kota lain di seluruh Indonesia. Tujuannya sederhana, kita ingin melahirkan kelompok teater musikal Nusantara yang bisa kita dorong hingga ke panggung internasional,” harapnya.
Pementasan dibuka dengan penampilan dua kelompok teater yang membawakan karya musikal berbasis cerita rakyat Indonesia, yaitu Teater Artery Performa dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan judul “Tongkat Raden Kebluk”, serta Teater Wani dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan judul “Tangan Kiri Sang Pemimpin”. Acara dilanjutkan dengan pemberian anugerah dari Kementerian Kebudayaan kepada para finalis, yang diserahkan oleh Direktur Film, Musik, dan Seni, Syaifullah, mewakili Menteri Kebudayaan. Anugerah tersebut menjadi simbol apresiasi pemerintah atas kerja keras para pelakon, sekaligus bentuk dukungan terhadap upaya pelestarian cerita rakyat melalui medium teater musikal.