Jakarta Perlu Program Massal PISA

Indonesia menerapkan intervensi PISA nasional terbatas. Belum ada program “intervensi PISA masal”. Sebuah program yang menyasar seluruh negeri secara terpadu.

Berbagai upaya masih bersifat parsial. Termasuk program Tanoto Foundation. Secara eksplisit menargetkan Indonesia salah satu dari 5 negara peringkat PISA tertinggi pada tahun 2030.

Intervensi PISA masal berbiaya mahal. Untuk menjangkau seluruh sekolah negeri di Indonesia.

Kategori “Low budget” memerlukan biaya Rp 12,5 T per tahun. Tiga tahun: Rp 37,5 T. Untuk kategori “Moderate” memerlukan Rp 37,5 T pertahun. Tiga tahun: Rp 112,5 T. Untuk kategori “Ambitious” memerlukan biaya Rp 100 T pertahun. Tiga Rp 300 T. Jumlah ini masih lebih kecil dibanding biaya program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sementara, intervensi program PISA sudah terbukti di banyak negara. Bisa saja sebenarnya dilakukan intervensi secara terseleksi. Diambil kota-kota tertentu sebagai percontohan.

Mari kita melongok Jakarta. Kenapa harus Jakarta?

Pertama, ia kontributor terbesar perekonomian nasional.  Lokomotif ekonomi nasional. Jakarta menyumbang sekitar 17–18% PDB nasional. Luas wilayahnya kurang 1% wilayah Indonesia.

Basis ekonomi Jakarta sangat tergantung sektor jasa bernilai tambah tinggi. Sektor keuangan, teknologi, perdagangan, logistik, kreatif. Semua membutuhkan SDM terampil.

Intervensi program PISA di Jakarta akan berdampak signifikan pada perekonomian nasional.

Kedua, Jakarta memiliki kekuatan fiskal. APBD DKI 2025 sekitar Rp. 81–85 triliun. Terbesar di Indonesia. Porsi belanja pendidikan umumnya mengikuti amanat UUD dan UU Sisdiknas. Lebih dari 20% APBD. Sekitar Rp16–17 triliun per tahun.

Lihat juga...