Iedul Adha, Industri Peternakan Rakyat dan Kemalasan Struktural

Tidak adanya skema ekspor kolektif. Integrasi peternak-rantai pasok-ekspor. Lemahnya regulasi berupa dukungan G2G maupun B2B untuk ekspor binatang kurban ke negara-negara tersebut.

Potensi besar peternakan rakyat dengan potensi besar kebutuhan binatang qurban di negara-negara muslim tidak atau belum terjembatani oleh negara. Kondisi ini mungkin bisa gambarkan melalui istilah “kemalasan strutural”.

Ialah “kegagalan sistemik dari lembaga, birokrasi, dan kebijakan negara untuk mendorong perubahan, meski potensinya nyata dan peluangnya terbuka”.  Maka potensi besar peternakan rakyat Indonesia tidak bisa mengakses pasar besar kebutuhan binatang qurban di berbagai negara yang memerlukan. Potensi itu menjadi penggerak industri peternakan di negara-negara non muslim.

Tradisi pesta tusuk sate setiap momentum lebaran di Indonesia perlu ditingkatkan. Momentum Iedul Adha dijadikan sebagai penggerak perekonomian rakyat. Ialah melalui optimalisasi peternakan rakyat untuk pemenuhan binatang qurban di berbagai negara yang memerlukan.

Mungkin perlu dipikirkan BUMN khusus ekspor ternak qurban. Juga berbagai fasilitas dan regulasi yang mendukung ekspor ternak qurban. Untuk menjadi jembatan antara peternakan rakyat Indonesia dengan pasar hewan qurban global.

 

Lihat juga...