Survei Litbang Kompas, Alarm Bagi Anies Baswedan?

Berdasarkan hal-hal di atas, maka bisa disodorkan kemungkinan sebagai berikut:

Pertama, Ahok (BTP) akan maju sebagai kandidat Gubernur DKI Jakarta. Keberadannya menjadi antitesa AB. Soliditas massa non PKS akan memilih non AB. Maka ada kemungkinan BTP unggul dalam kontestasi. Basis PKS dan AB tidak melewati 41%. Tidak cukup untuk memenangkan kontestasi. Massa non AB dan non PKS akan solid tidak menjatuhkan pilihan pada AB.

Kedua, untuk mengalahkan BTP, tidak bisa menggunakan AB. Ia kartu mati dihadapan BTP. Basis massa Non AB dan Non BTP akan cenderung merekat ke BTP. Ketika BTP dimunculkan kembali, menjdikan AB sebagai kandidat bukan pilihan menjanjikan pada pilkada DKI.

Ketiga. BTP hanya mungkin bisa dikalahkan figur tanpa resistensi massa lalu. RK (Ridwan Kamil) bisa menjadi alternatif. Apalagi survei mengkonfirmasi adanya kemugkinan 52,3% mempertimbangkan memilih RK. Rakyat Jakarta akan memiliki figur baru tanpa resistensi konflik massa lalu.

Ketika RK bisa dipastikan masuk putaran kedua, salah satu basis massa yang kalah di antara AB dan BTP, kemungkinan besar akan menjatuhkan pilihan kepada RK. Basis massa /AB dan BTP saling menegasikan. Sulit untuk dipersatukan.

Masalahnya sejauh mana pihak pendukung RK mendongkrak elektabilitasnya. Pada saat ia juga menikmati elektabilitas tinggi di Jawa Barat.

Ketiga hal di atas merupakan kemungkinan-kemungkinan. Untuk menggugurkannya, AB perlu membuktikan ia bisa melepaskan diri dari kemugkinan-kemungkinan itu. Namanya saja analisa.

 

ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 18-07-2024

Lihat juga...