Ketidaktegasan civitas akademika memberikan terobosan solusi bagi bangsa pada akhirnya membuka ruang tudingan sebagai amplify sebuah kepentingan politik. Penyuara kepentingan partisan belaka.
Sudah terjebak sebagai perpanjangan tangan kepentingan politik praktis. Tidak lagi berfikir strategis bagi bangsa.
Atau bisa jadi civitas akademika juga terjebak lingkaran setan kedua hal itu. Sehingga ketajaman perjuangannya menjadi melemah.
Tidak memiliki determinasi isu lagi yang bisa memberikan pukulan psikologis bagi perubahan bangsa?. Menjadi menara gading. Tidak menyatu dengan suara bathin masyarakat.
Benarkah begitu?. Semoga saja tidak, bukan?.
Biarlah itu menjadi pekerjaan rumah segenap civitas akademika. Untuk merenungkan. Sekaligus memperbaiki elan vital gerakannya.
ARS (rohmanfth@gmail.com), 06-02-2024