MEMBACA LANGKAH POLITIK YENY WAHID

Oleh: Abdul Rohman Sukardi (ARS)

Pertama, berbeda dengan satu setengah dekade ini. Ia (Yeni) merawat ingatan pesan Gus Dur untuk mengambil alih PKB dari Muhaimin melalui gerakan jalanan. Berupa komunitas Gusdurian melalui gerakan moral. Mbak Yeni tidak memiliki kekuatan institusional untuk melawan Muhaimin selama kurun itu.

Kekuatan institusonal kepartaian (PKB) beserta DPR-nya dikuasai sepenuhnya oleh Muhaimin. Sementara NU, sebagai organisasi ulama tampaknya dalam kurun itu mengambil jalan aman. Berpegang pada prinsip dan kebiasaan para kyai NU. “Jika terdapat para ulama atau tokoh terkemukanya berbeda pandangan, bahkan sampai pada tingkat pertengkaran, maka lebih baik diam. Sampai mengerti hikmah dibalik perseteruan itu”.

Praktis Mbak Yeni berjuang melalui gerakan jalanan. Mirip LSM.
Kini situasi sudah sedikit berubah. Mbak Yeni (keluarga Gus Dur) ikut mengendalikan NU lagi.

Konon kemunculan Gus Yahya Tsaquf sebagai pimpinan NU salah satunya atas gerilya keluarga Gus Dur kepada para kyai.

Kebijakan Gus Yahya sebagai ketua PB NU sudah diketahui khalayak. Adalah secara konsisten menjalankan khittoh NU 26. NU tidak berpolitik praktis.
NU memayungi semua kepentingan politik warganya yang setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Tidak menganakemaskan salah satu parpol.

NU tampak sekali dijaga oleh Gus Yahya untuk tidak diklaim sebagai milik parpol tertentu. Termasuk klaim dari PKB, yang diketuai Muhaimin.

Kedua, pada saat ini, perseteruan panjang antara Muhaimin dan keluarga Gus Dur itu berhadapan dengan momentum politik. Piplres 2024. Mempertemukan beragam kepentingan untuk bisa merebut sebanyak mungkin ceruk massa pemilih. Termasuk pemilih dari warga NU.

Lihat juga...