X TIMOR LESTE DAN KOTA TIMOR BARU. KENAPA TIDAK ?
Oleh : Abdul Rohman
Secara politik ditandai dengan penerimaan. Bahkan dengan sikap inferiorisme, terhadap negara bekas penjajah yang memenderitakannya. Pejabat dan rakyat Timor Leste tampak lebih respek dengan penjajahnya. Bangsa Portugis.
Ada sikap mental lebih welcome dengan Portugis. Dibanding dengan bangsa nusantara sendiri. Walaupun bangsa ini sudah hidup ribuan tahun sebelumya dalam satu pulau yang sama. Sebelum kolonialis Eropa itu datang.
Secara formal, Timor Timur memang merdeka. Namun secara mental masih menempatkan dirinya tersubordinasi. Oleh kemegahan, superioritas, dan kemudian memberikan apresiasi yang positif, terhadap negara bekas penjajahnya itu.
Itulah sebenarnya yang menjelaskan kenapa Timor-Timur merdeka melalui jejak pendapat tahun 1999. DNA nya sudah bukan murni nusantara lagi. Jiwa kenusantaraannya sudah merosot. Akibat kolonialisme.
Para kelompok pro kemerdekaan Timor Leste sebenarnya tidak murni memerdekakan dirinya sebagai sebuah bangsa independen. Sesuai jatidiri dan akar kebangsaannya sebagai bangsa Timor.
Ia menempatkan diri sebagai perpanjangan dari citarasa kebangsaan penjajahnya. Bangsa Portugis.
Kasus serupa terjadi pada Papua New Guinea. Secara politik masih mengakui sebagai bagian persemakmuran Inggris. Bukan tumbuh sebagai bangsa independen sebagai bangsa Papua. Budayanya lebih akomodatif terhadap budaya Eropa. Terlihat dari arsitektur bangunan yang dilestarikannya.
Agak berbeda dengan Brunei Darussalam dan Malaysia. Walau menjadi negara persemakmuran, secara budaya berpijak secara konsisten pada budaya Melayu.
Pengungsi x Timor Timur tentunya merupakan perkecualian. Mereka memiliki DNA Nusantara. Suara hatinya tidak mengijinkan berpisah dengan akar budayanya sendiri. Sebagai suku bangsa Timor.