Gapoktan Trimulyo Sleman sukses kembangkan budidaya cabai sistem APH

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Dalam sistem ini kita juga menggunakan metode tumpang sari berupa bawang merah. Sehingga sebelum panen cabai, petani bisa mendapatkan hasil tambahan dari panen bawang di usia 2 bulan pertama,” imbuhnya.

Sementara dari sisi biaya produksi, penggunaan APH dikatakan Parjana juga mampu menekan pengeluaran petani secara drastis. Pasalnya petani tidak perlu lagi membeli pupuk maupun pestisida kimia dalam jumlah besar.

“Jelas jauh lebih murah. Karena dengan APH ini kita hanya perlu beli biang bakteri saja. Lalu diolah sendiri dengan bahan-bahan yang sangat murah. Kalau memakai penuh pupuk maupun pestisida kimia jelas sangat mahal,” katanya.

Berkat keberhasilannya tersebut, Parjana mengaku kini banyak petani di wilayah Trimulyo Sleman khususnya dusun Kalirase yang mengikuti langkahnya menggunakan sistem APH.

Meskipun masih ada petani yang tetap menggunakan pupuk maupun pestisida kimia, karena sudah bertahun-tahun mengalami ketergantungan dengan pupuk pabrikan tersebut.

“Dengan semakin mahalnya harga pupuk kimia, serta berkurangnya jenis pupuk yang disubsidi oleh pemerintah, pertanian dengan sistem agen pengendali hayati ini bisa menjadi solusi bagi petani. Karena saya sudah membuktikannya. Saya berharap petani lain bisa mengikuti,” pungkasnya.

Lihat juga...