Sleman – Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, mengunjungi sejumlah warga dusun Pules Kidul, Donokerto, Turi, Sleman, yang dikenal sebagai kawasan sentra penghasil salak di Yogyakarta.
Kunjungan inj dilakukan untuk menyerap dan menampung aspirasi masyarakat di masa reses. Baik itu dari kalangan petani salak, penggerak desa wisata, hingga Kelompok Tani Wanita.
Dalam kegiatan berbentuk dialog itu, sejumlah warga nampak menyampaikan keluhan dan harapan mereka kepada Titiek Soeharto. Mulai dari masalah rendahnya harga jual salak, hingga berbagai persoalan lainnya.
Menanggapi aspirasi warga tersebut, Titiek Soeharto nampak mencatat seluruh keluhan warga tersebut dan berjanji akan menyampaikannya ke pihak-pihak terkait, agar bisa dicarikan solusi. Titiek juga berjanji akan mengupayakan sejumlah bantuan sarana prasarana, untuk mendukung setiap kegiatan masyarakat.
“Ada banyak bantuan yang bisa dimanfaatkan. Baik itu di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan hingga UMKM. Silahkan masing-masing kelompok mengajukan. Insya Allah, nanti kita perjuangkan agar secepatnya bisa disalurkan,” katanya.
Sementara itu Lurah Donokerto, R Waluyo Jati menyebut melimpahnya produksi salak yang tidak diimbangi dengan harga jual yang tinggi, menjadi salah satu persoalan yang ada di Donokerto.
Hal tersebut dikatakan membuat warga mulai meninggalkan usaha budidaya salak. Lahan perkebunan salak yang awalnya mencapai 180 hektar, saat ini terus menyusut.
Karena itu melalui Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto, ia berharap agar pemerintah dapat membantu mendorong penjualan salak hingga ke luar negeri atau ekspor. Termasuk juga mendukung dan melindungi komoditas salak baru bernama salak madu yang tengah dikembangkan di Donokerto.