Monumen Sebtu Legi, Sejarah Perjuangan Warga Dusun Kemusuk Melawan Belanda

Editor: Koko Triarko

Namun tujuh belas hari berikutnya, di jantung Dusun Kemusuk yang sederhana ini justru menjadi ajang balas dendam tantara Belanda kepada para pejuang.

Pasukan Belanda membumi hanguskan Dusun Kemusuk sebagai upaya balas dendam dan mencari Letkol. Soeharto, pasukannya dan para pejuang penyerangan Serangan Umum 1 Maret 1949.

Terjadilah perlawanan yang dilakukan oleh para laskar pejuang, tentara, unit brigade mobil dan masyarakat di Dusun Kemusuk. Mereka melakukan aksi perlawan dengan gagah berani di setiap jengkal tanah kelahiran.

Menghadang pasukan Belanda di Gunung Mulyo, merusak Jembatan Gelondong dan Dusun Tempel.

Pada hari Jumat Kliwon tanggal 18 Maret 1949, tercatat 160 orang pejuang menjadi korban perlawanan dengan pasukan Belanda (semua korban pada serangan pertama dan kedua di Dusun Kemusuk ini kemudian disemayamkan di Makam Pejuang Soemenggalan).

Daftar nama pejuang yang menjadi korban pertempuran tersebut tentu saja hanya yang sempat dicatat atau tercatat.

Sebab, banyak juga di antara mereka merupakan para pejuang tanpa nama atau tidak dikenal, terutama para korban yang bukan berasal dari Dusun Kemusuk.

Yang pasti, jumlah seluruhnya adalah 228 kusuma bangsa para syuhada republik ini.  Sementara daftar nama yang baru masuk berjumlah 202 orang.

Hingga kini, nama-nama para pejuang dan korban perlawanan masa kemerdekaan di Dusun Kemusuk dicatat dan diabadikan sebagai pejuang dalam Perang Kemerdekaan Republik Indonesia pada Clash ke-2 tahun 1948-1949.

Lihat juga...