Wana Tani Sandingkan Kesejahteraan dan Jaga Lingkungan Penyangga Hutan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Pasokan air sungai di wilayah Bandar Lampung tetap mengalir bahkan kala kemarau. Konsep agrogorestry atau wana tani dengan penanaman berbagai pohon produktif yang dilakukan warga dapat terus menjaga kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman sebagai hutan lindung.
Tinggal di kawasan penyangga hutan diakui Asep Ahyudin jadi berkah sekaligus amanah. Warga Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung itu menyebut menerapkan pola wana tani karena potensi produksi cukup membantu secara ekonomi.
Asep Ahyudin menyebut beragam tanaman cocok untuk konsep wana tani, sebagian berusia puluhan tahun, seperti pala, alpukat, cengkeh, petai, durian, jengkol, nangka, kemiri, duku dan pinang.
Konsep wana tani sebutnya menjadi kolaborasi antara pemangku kepentingan bersama masyarakat di sekitar penyangga hutan. Larangan merusak hutan dipertahankan warga dengan kesadaran.
“Kesadaran masyarakat tentu semakin meningkat melihat saat musim penghujan berbagai wilayah di Indonesia alami bencana banjir imbas pembalakan pohon, perusakan lingkungan sehingga konsep wana tani bermanfaat ekonomi namun mendukung konservasi lingkungan terus dipertahankan,” terang Asep Ahyudin saat ditemui, Rabu (3/11/2021).
Asep Ahyudin bilang peran masyarakat untuk mendapat kesejahteraan dari beragam tanaman sangat penting. Penyulaman tanaman yang tidak produktif dan tumbang secara alami didukung dengan penyediaan bibit gratis. Penyediaan bibit untuk reboisasi hutan dan lahan (RHL) berasal dari sejumlah instansi.
Memanen hasil hutan sebut Ahyudin kerap dilakukan pada sejumlah tanaman tanpa merusak, pohon berupa kemiri, pala, pinang dan pohon produktif penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).