Sejumlah Petani di Lamsel Lakukan Pola Tanam Ramah Lingkungan
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Pola pertanian ramah lingkungan diterapkan masyarakat di wilayah Lampung, salah satunya di Lampung Selatan.
Hartanti, petani di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, menerapkan pola pengendalian organisme pengganggu tanaman terpadu tanpa bahan kimia, memanfatkan lahan kering dengan tanaman padi gogo.
“Budi daya tanaman padi gogo dilakukan dengan pengolahan tanah memakai cangkul. Sistem penanaman dengan tanam benih langsung tanpa penyemaian benih,” kata Hartanti, saat ditemui Cendana News, Rabu (3/11/2021).
Ia menjelaskan, memasuki masa pertumbuhan tanaman yang kerap disertai gulma rumput kawatan, kolomento, gejawan, dikurangi dengan matun. Matun atau penyiangan gulma rumput dilakukan dengan tangan melalui proses pencabutan. Matun menjadi cara mengurangi pemakaian herbisida.
Hartanti bilang, selain pengurangan herbisida atau bahan kimia untuk gulma, ia juga melakukan penanganan hama. Jenis hama walang sangit diatasi dengan memasang serabut kelapa, kepiting. Walang sangit akan berkumpul pada serabut kelapa, lalu bisa dimusnahkan. Penanganan hama burung dilakukan olehnya dengan memasang tali diberi kaleng, kerikil dan plastik.
“Penanganan hama dan gulma memakai cara alami menghasilkan padi yang tidak terkontaminasi oleh zat kimia berbahaya, residu bahan kimia yang kerap digunakan juga tidak mencemari lingkungan dengan penyemprotan,” terang Hartanti.
Hartanti menyebut, pertanian ramah lingkungan juga dilakukan berkelanjutan. Hama rumput pada tanaman padi bisa dipergunakan sebagai sumber pakan ternak. Jenis rumput gejawan, sindat gangsir bisa digunakan sebagai pakan sapi dan kambing. Penanganan gulma tanpa herbisida, ikut mendukung pola pertanian ramah lingkungan dan hasil padi yang sehat.