Embung Solusi Sumber Pengairan Kala Kemarau di Lampung

Editor: Makmun Hidayat

Safrudin bilang sumber air untuk lahan pertanian selama ini berasal dari sumber mata air Gunung Goci. Imbas kemarau sebagian mata air kering ditambah alih fungsi perbukitan yang ditanami komoditas pertanian sehingga pohon peresap air berkurang. Pembuatan embung sebutnya jadi sumber daya alam buatan untuk pertanian, peternakan. Ladang, sawah yang kering sebutnya akan bisa dipasok air melalui embung buatan.

Safrudin menyebut embung merupakan waduk berukuran kecil untuk menampung air. Pada jangka panjang, lokasi embung akan menjadi tempat penanaman rumput pakan ternak jenis kolonjono, gajahan. Sebagai tempat memanen air kala penghujan saluran pemasukan dari siring alam dibuat. Saluran pengeluaran juga akan dibuat ke areal persawahan memenuhi kebutuhan pengairan.

“Minimal saat kemarau petani masih bisa menanam sayuran dan embung bisa jadi lokasi budidaya ikan lele, nila dan patin,”ungkapnya.

Suherlan, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Bumi Daya menyebut embung sangat vital bagi anggota poktan. Pasalnya anggota poktan berprofesi sebagai peternak dan petani. Usulan yang terealisasi pada tahun anggaran 2021 sebutnya telah menyesuaikan kebutuhan agar embung dibuat. Kebutuhan tersebut memenuhi tiga syarat diantaranya adanya parit siring alam sebagai sumber air.

Syarat lain sebut Suherlan berupa adanya hamparan sawah, ladang yang harus dialiri. Ia menyebut ada puluhan hektare lahan bisa dialiri dari embung. Keberadaan poktan sebagai pengelola sekaligus menjaga keberlanjutan embung. Petani akan menjaga embung dengan cara pemeliharaan termasuk budidaya ikan untuk kas kelompok. Embung akan menjamin ketersediaan pasokan air untuk tanaman, ternak kala penghujan dan kemarau.

Lihat juga...