Manajemen Limbah Pangan Jaga Keberlanjutan Sumber Daya

Editor: Koko Triarko

Anissa menjelaskan, dalam FLW Standard ini sudah disediakan beberapa metodologi yang dapat digunakan secara mandiri maupun tergabung.

“Salah satu contoh adalah yang dilakukan oleh Nestle di Pakistan. Mereka melakukan pengkajian untuk memastikan keamanan sumber pangan dan bisa memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar sumber daya produksi. Dengan melakukan mapping, intervies dan sampling, maka diambil suatu kebijakan yang bisa memperbaiki proses produksinya pada sektor tata laksana air dan distribusi, hingga level para petani susu,” paparnya.

Atau seperti yang dilakukan oleh pelaku retail Tesco di Inggris pada 2016-2017, yang setelah melakukan pengkajian menemukan bahwa dari proses ritail mereka ada lebih dari 38.000 ton makanan layak konsumsi yang berpotensi terbuang.

“Sehingga mereka melakukan donasi makanan layak konsumsi tersebut pada masyarakat yang membutuhkan sebelum masa laik konsumsinya habis, atau dialih fungsi sebagai pakan hewan,” paparnya lebih lanjut.

Sebagai pelaku bisnis, General Manager Corporate Affairs PT East West Seed Indonesia (EWINDO), Fransiska Fortuna, menjelaskan aplikasi manajemen Food Loss and Waste (FLW) pada perusahaannya yang menyediakan bibit sayuran dan buah, sudah mulai dilakukan dengan berkolaborasi dengan akademisi dan komunitas di masyarakat sekitar lokasi sumber daya.

“Dalam proses ekstraksi untuk mencari benih, ada daging buah yang tidak dipergunakan. Awalnya ini adalah loss, ya. Tapi tanpa pengelolaan yang tepat, ini akan menjadi waste. Karena itu, kami berkolaborasi dengan akademisi dan masyarakat untuk melakukan pengolahan,” kata Fransiska dalam kesempatan yang sama.

Lihat juga...