Kebutuhan Bawang Daun untuk Aneka Kuliner Gairahkan Pembudidaya

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Kebutuhan daun bawang yang berasal dari jenis tanaman sayuran bawang daun banyak diaplikasikan untuk sejumlah kuliner. Suyitno, pembudidaya tanaman bawang daun menyebut jenis sayuran itu berbeda dengan bawang untuk dimanfaatkan umbinya.

Penyebutan paling umum pada bawang daun karena dipakai hanya bagian daun. Bawang daun dijual sang istri ke pasar tradisional.

Suyitno menyebut memanfaatkan lahan miliknya di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung untuk menanam bawang daun. Ia menyebut beragam fungsi untuk kuliner membuat ia membudidayakan bawang daun. Permintaan paling dominan sebutnya berasal dari usaha kuliner soto ayam, bubur ayam, bakso, mi ayam pangsit, martabak hingga bakwan.

Varian kuliner kekinian dengan penyedap rasa bawang daun sebut Suyitno memberi peluang bisnis. Bawang daun organik sebutnya ditanam dengan tanpa bahan kimia. Pentingnya kesehatan dalam penyajian kuliner membuat pemilik usaha makanan meminta ia melakukan budidaya organik. Memasok puluhan ikat bawang daun dilakukan olehnya dengan penanaman bergilir agar bisa dipanen bertahap.

“Sayuran bawang daun hanya dipanen untuk diambil daunnya dengan usia tanam dua bulan, atau kurang dengan tekstur daun lebih lembut daripada daun bawang khusus untuk diambil bagian umbi, penggunaan bawang daun banyak dimanfaatkan untuk penambah cita rasa lebih lezat,” terang Suyitno saat ditemui Cendana News, Sabtu (4/9/2021).

Bawang daun sebut Suyitno dipanen dalam kondisi segar. Ia akan memanen daun bawang saat akan dijual ke pasar oleh sang istri dan saat ada pesanan. Harga per ikat atau 250 gram daun bawang sebutnya Rp5.000  dan per kilogram bisa mencapai Rp18.000 hingga Rp20.000. Pemanenan dengan proses mencabut dan mencuci bagian akar agar tetap segar hingga ke tangan konsumen.

Lihat juga...