Geliat Usaha Produksi Abon Lele Ummi Mandiri di Banyumas

Menariknya, saat proses pengukusan ikan lele tidak menggunakan kompor, melainkan tungku tradisional, orang menyebutnya pawon. Dengan menggunakan pawon, aroma yang didapat lebih khas dan hasilnya juga bagus.

Sejalan dengan tujuan berdirinya Poklahsar, sebagai salah satu upaya para ibu untuk meningkatkan pemasukan karena pendapatan sang suami terganggu dengan adanya pandemi Covid-19, dari usaha produksi abon lele ini mulai membuahkan hasil. Menurut pengakuan Wiwi, dari penjualan abon lele, Poklahsar Ummi Mandiri mampu meraup omzet per bulan rata-rata sebesar Rp6.800.000.

Agar produk abon lele bisa sampai kepada konsumen, lanjut Wiwi, sistem penjualan dilakukan dengan cara dititipkan ke beberapa tempat di antaranya kantin pondok dan toko sembako di desa. Selain itu, juga dijual secara online di marketplace, grup jual beli, dan WhatApp (WA) grup.

Dari kedua sistem penjualan tersebut, hasil pemasukan dari sistem titip dengan online, kata Wiwi, lebih cepat dan didapat banyak melalui sistem penjualan secara online. “Dengan (penjualan, red) online lebih cepat (dapat pemasukan banyak, red), karena harga konsumen, kalau nitip kan harga reseller,” terang Wiwi.

Untuk abon lele kemasan plastik 50 gram dibanderol dengan harga Rp10.000, sedangkan abon lele 100 gram harganya Rp20.000. Dengan harga yang ramah di kantong tersebut, akan peroleh abon nan lezat, bisa disantap langsung atau sebagai menu pendamping saat makan. Juga bisa sebagai bahan tambahan kue makanan tradisional.

Abon lele hasil produksi Poklahsar Ummi Mandiri Panembangan, Sabtu (18/9/2021). -Foto: Istimewa/Makmun Hidayat
Lihat juga...