Bertahan di Tengah Pandemi, Pelaku Usaha Pasarkan Produk Lewat Orang Terdekat
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
SITUBONDO — Pandemi COVID-19 yang juga melanda Indonesia membuat banyak usaha yang gulung tikar. Pelaku usaha harus memutar otak agar dapat bertahan, salah satunya menggandeng orang terdekat untuk memasarkan produk.
Kusniati, pengrajin di Desa Klatakan, Kecamatan Panarukan, Situbondo mengatakan, usaha kerajinan tangan yang berkembang selama beberapa tahun, mengalami penurunan penjualan. Namun, ia memiliki cara agar usahanya tetap terus berjalan.
“Kami pasarkan kepada keluarga, teman dan saudara, agar usaha ini tetap terus berjalan di masa pandemi Covid-19,” ujar Kusniati kepada Cendana News, Selasa (7/9/21).
Kusniati mengatakan, pemasaran melalui orang terdekat cukup efektif, dalam rangka penjualan produk cepat laku.
“Harga jual kita tetap, tidak ada penurunan harga selama pandemi ini. Hanya saja tingkat produksi yang mampu terjual tidak begitu besar,” ucapnya.
Agar menarik minat pembeli, selain melakukan pemasaran dengan orang terdekat, Kusniati mengaku menawarkan harga promosi dalam satu paket penjualan.
“Satu buah kerajinan tangan biasa saya jual seharga Rp5.000. Karena saat ini masa pandemi, produk kerajinan sulit terjual dengan cepat, maka kami tawarkan harga satu paket, yang bisa mendapatkan harga lebih murah,” ungkapnya.
Beberapa usaha kerajinan tangan yang dikembangkan, Kusniati menyebutkan terdapat dari kerajinan souvenir, serta kerajinan tangan dari kulit kerang.
Secara terpisah, Supriadi Arifin, warga sekitar mengatakan, usaha yang ia bangun di tengah wisata pantai blekok mengalami penurunan signifikan akibatnya lokasi tidak diaktifkan selama pandemi Covid-19.
“Untuk menarik pembeli saat ini kami fokus pemasaran melalui media sosial, walaupun akses pasar serta potensi bisa laku terjual masih kecil,” ucapnya.