Sukarelawan Isoman dan Solidaritas Saat Pandemi di Kalbar
Karena untuk menjadi sukarelawan Isoman Pontianak, selain harus sehat, memiliki motor pribadi, juga siap untuk tidak dibayar. Meski begitu, tetap ada yang ingin bergabung dalam gerakan ini. Sehingga kini, ada 13 sukarelawan yang sebelumnya hanya ada tiga orang para penggagas saja, sejak dibentuk pada Juli 2021.
Gerakan Isoman Pontianak ada sejak puncak pandemi Covid-19 terjadi di Kota Pontianak. Gerakan ini digagas tiga perempuan, yakni Arnianti, Ning S Lumbantoruan, dan Isa Oktaviani. Mereka adalah aktivis lembaga swadaya masyarakat. Mereka biasa diskusi melalui whatsApp, kemudian berlanjut melalui zoom meeting.
Spontan
Gagasan membantu pasien isoman muncul secara spontan. Karena rasa prihatin mereka atas meningkatnya kasus aktif Covid-19 dan status zona merah di Kota Pontianak.
Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 menetapkan Kota Pontianak dan Singkawang yang berada di Kalbar, dua dari 15 kota luar Jawa dan Bali untuk juga menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 12-20 Juli 2021.
“Kami bertiga diskusi melalui zoom meeting, bagaimana supaya bisa membantu pasien isoman. Kemudian muncul gagasan membentuk Gerakan Isoman Pontianak,” kata Arnianti, alumni IAIN Pontianak itu.
Tujuannya membantu pasien isoman memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena mereka tak bisa belanja sendiri. Bantuan itu berupa belanja sembilan bahan pokok (sembako), membeli obat-obatan dan vitamin, serta mengantre oksigen. Pasien yang dibantu awalnya teman sesama aktivis LSM, namun kemudian bertambah banyak dari kalangan umum.
Untuk dapat bantuan komunitas ini, pasien mengirimkan hasil swab antigen atau swab PCR ke narahubung relawan. Kemudian mentransfer sejumlah uang ke rekening narahubung untuk belanja barang kebutuhan selama isoman.