PPKM, Manfaatkan Waktu Luang Buat Lampu Hias Paralon

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Dampak pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat banyak usaha termasuk kios pun sepi pembeli.

“Semenjak pemberlakuan jam malam kios saya tutup. Saya mulai memanfaatkan waktu luang membuat lampu hias dari paralon,” sebut Nikodemus Wulfram Lowo, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Wolomarang, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (24/8/2021).

Perajin lampu hias paralon di Kelurahan Wolomarang, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Nikodemus Wulfram Lowo, saat ditemui di tempat usahanya, Selasa (24/8/2021). Foto: Ebed de Rosary

Rade sapaannya mengakui, usaha kiosnya yang berada di depan jalan raya terkena imbas akibat pemberlakuan jam malam dan PPKM Level IV sehingga terpaksa tutup di malam hari.

Padahal menurut dia, pemasukan terbesarnya justru saat malam hari apalagi dirinya mempunyai banyak waktu luang.

Dirinya pun kemudian  mencoba membuat siluet di pipa paralon dengan memanfaatkan pipa paralon bekas yang ada di sekitar rumahnya.

“Pertama coba-coba buat untuk kebutuhan sendiri dengan belajar secara otodidak dari youtube  dan sharing  dengan perajin limbah. Saya butuh waktu belajar 3 hari baru mulai mahir,” ungkapnya.

Suami dari Maria Paji ini mengaku, setelah selesai membuat lukisan di paralon, dirinya posting hasil karyanya di media sosial dan ternyata banyak yang tertarik dan memesan.

Akhirnya, Rade pun mulai membuat aneka lampu hias paralon dengan beraneka gambar manusia, hewan, gedung dan berbagai jenis tulisan.

Lihat juga...