Istri Veteran AS Berjuang Tinggalkan Afghanistan

WASHINGTON  – Dipukuli Taliban dan berdesakan dengan warga Afghanistan lain di gerbang bandara Kabul, Sharifa Afzali menyerahkan ponselnya kepada seorang tentara AS agar dapat berbicara langsung dengan suaminya, seorang veteran Angkatan Darat AS di Oklahoma.

“Saya bilang ke istri saya, ‘Hei, coba apakah dia bisa bicara denganku’. Saya tidak berpikir dia mau melakukannya, tapi ternyata dia mau,” kata Hans Wright yang memohon kepada tentara AS itu agar membolehkan wanita yang dicintainya masuk ke bandara.

Istri Wright tidak memegang visa dan hanya membawa sertifikat pernikahan mereka.

“Dan berkat anugerah Tuhan, dia mengizinkan istri saya dan penerjemahnya masuk,” kata dia.

Afzali berhasil keluar dari Afghanistan. Dia menjadi satu di antara mereka yang beruntung.

Tidak diketahui pasti berapa jumlah kerabat dari warga AS yang belum keluar dari Afghanistan akibat kekacauan di bandara Kabul sebelum misi evakuasi berakhir pada Selasa.

Mereka dan warga Afghanistan yang bekerja pada AS berisiko menjadi sasaran pembalasan Taliban yang kini menguasai Afghanistan.

Banyak dari mereka yang mendatangi bandara melalui pos-pos pemeriksaan Taliban dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Mereka harus meninggalkan kerabat tercinta atau membahayakan hidup mereka jika tetap tinggal, kata aktivis jaringan ad hoc yang membantu mereka keluar dari negara itu.

“Kami berurusan dengan banyak kasus keluarga yang terpaksa berpisah atau diberitahu bahwa hanya anggota keluarga pemegang paspor biru (AS) dan kartu hijau yang dibolehkan masuk,” kata Stacia George, mantan pejabat USAID.

Beberapa orang terpaksa meninggalkan anak-anak pada kerabat mereka meski anak-anak itu berhak menjadi warga AS, kata dia.

Lihat juga...