Cara Petani di Pesawaran Minimalisir Populasi OPT Keong Mas

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Memasuki masa tanam ketiga (MT3) sebagian petani di Kabupaten Pesawaran, Lampung kembali menanam padi. Kendala dihadapi petani dengan munculnya organisme pengganggu tanaman (OPT) jenis keong mas (Pomaceae canaliculata Lamarck).

Pengendalian hama terpadu dilakukan sejumlah petani dalam upaya meminimalisir hama keong mas tersebut. Mulyadi, petani di Desa Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran menyebut melakukan sejumlah strategi.

Hama keong mas sebutnya dikendalikan melalui cara tradisional dan penggunan moluskisida. Strategi dipilih olehnya sejak masa pra tanam, saat tanam dan proses perawatan tanaman. Pengendalian pra tanam dilakukan olehnya dengan pengeringan lahan agar keong mas berkurang.

Cara lain sebut Mulyadi dilakukan dengan pengaturan usia tanam bibit. Normalnya varietas padi Ciherang yang digunakan akan ditanam setelah usia 25 hari. Selama populasi OPT hama keong mas muncul, ia menunggu bibit hingga usia lebih dari satu bulan. Tujuannya agar bibit lebih keras. Keong mas sebutnya menyerang padi baru ditanam hingga usia 15 hari dengan memangsa pangkal bibit.

“Hama keong mas mengubur diri dalam lumpur selama masa lahan belum digarap, sebagian hidup pada saluran irigasi alami sehingga waktu petani melakukan penanaman padi bisa berpindah ke lahan padi, perkembangan telur yang cukup cepat membuat petani kewalahan dalam meminimalisir populasinya,” terang Mulyadi saat ditemui Cendana News, Senin (23/8/2021).

Strategi lain sebut Mulyadi dilakukan dengan pemungutan secara manual. Setelah bibit usia satu bulan lebih ditanam ia akan melakukan pengamatan, pemungutan keong mas. Pemungutan dilakukan pada telur, keong muda dan keong dewasa. Proses tersebut dilakukan dengan sistem penggenangan petak bergilir. Petak yang digenangi kerap menjadi tempat berkumpul keong. Selanjutnya dilakukan pengumpulan memakai ember.

Lihat juga...