Budi Daya Pisang Batu, Potensial Dikembangkan di Teluk Betung Barat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Satu ikatan daun pisang batu dengan berat mencapai lima kilogram sebutnya dijual seharga Rp30.000. Ia bisa mendapat pesanan hingga lima ikat sehingga setiap pengiriman mendapat uang Rp150.000.
Hasil panen daun pisang batu sebutnya menjadi sumber penghasilan sampingan baginya. Sebagai sumber penghasilan lain ia menanam berbagai jenis sayuran berupa kacang panjang, bunci, lenca, kemangi.
Memiliki tanaman durian, manggis yang bisa dipanen saat musim berbuah menjadi sumber penghasilan tahunan. Budidaya sayuran bisa dipanen olehnya setiap dua hari.
“Permintaan berbagai jenis sayuran berasal dari pedagang di pasar, daun pisang diminta produsen tempe,” ulasnya.
Pisang batu sebutnya kerap diminta oleh pedagang rujak bebek dengan harga Rp5.000 per tandan. Semakin sering daun pisang dipanen ia menyebut daun baru akan muncul.
Penggunaan daun pisang yang masih banyak digunakan untuk kemasan makanan membuat budidaya masih dilakukan. Budidaya tanaman pisang batu juga mudah dilakukan sekaligus sebagai pembatas kebun dan pagar.
Petani lainnya, Marsinah, mengaku memanen daun pisang setiap tiga hari sekali. Pesanan dari pelanggan sebutnya banyak berasal dari usaha pembuatan tempe mendoan.
Budidaya pisang batu sebutnya memanfaatkan tepi kebun sehingga bagian tengah bisa digunakan untuk menanam sayuran. Agar lebih cepat menghasilkan daun, ia menyebut pisang batu diberi pupuk kandang.
“Pupuk kandang akan mempercepat tunas daun muda, meski tanaman tidak dimanfaatkan untuk buahnya namun perlu dipupuk,” bebernya.
Salah satu solusi agar tanaman pisang menghasilkan daun yang bagus, Marsinah mengaku bunga selalu dipangkas. Ia hanya menyisakan sejumlah pohon pisang batu yang tetap dibiarkan berbuah.