Serapan Pupuk Subsidi di Jatiasih dan Pondok Melati, Rendah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BEKASI – Penyuluh pertanian wilayah Jatiasih dan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Solihin, mengaku, serapan pupuk subsidi bagi petani melalui kartu tani di wilayah tersebut masih rendah. Padahal masa waktu penebusan hanya tinggal dua bulan lagi.
“Pupuk subsidi ini ada batas waktu penebusan setiap tahunnya yakni pada November. Jika sampai batas waktu itu tidak ditebus maka akan dianggap hangus, akan kembali didata untuk tahun berikutnya,” kata Solihin, kepada Cendana News, Senin (9/8/2021).
Dikatakan, bahwa kuota pupuk subsidi untuk dua wilayah itu terbagi ke dalam beberapa kelompok tani. Khususnya petani sayuran dan area sawah di wilayah Pondok Melati. Namun demikian ia tidak bisa merinci kuota kebutuhan pupuk subsidi secara pasti.
“Rinciannya ada di bagian khusus besaran dan jumlahnya. Pastinya dari pendataan yang dilakukan tahun lalu kuota untuk wilayah Jatiasih dan Pondok Melati, lumayan besar untuk empat kelompok petani sesuai dengan luas lahan areal pertanian,” ungkap Solihin.
Dikatakan, lahan pertanian pada dua kecamatan tersebut didominasi oleh lahan pertanian sayuran seperti di wilayah Jatiasih hingga mencapai 40 hektaran di Jatimekar. Selanjutnya terbagi ke beberapa wilayah seperti Jatisari dan Jatimunir Pondok Melati.
Menurutnya, kecilnya serapan tersebut dikarenakan kondisi pandemi yang terjadi. Dilemanya adalah masalah keuangan karena pupuk subsidi juga ditebus menggunakan uang. Saat ini keuangan petani mungkin sangat terpengaruh dengan pandemi.
“Masih banyak petani mengira bahwa pupuk subsidi itu gratis, ternyata bayar. Kendala lainnya, adalah jauhnya lokasi kios untuk menebus pupuk subsidi harus ke wilayah Bekasi Utara. Sementara petani sayuran biasanya hanya membutuhkan sampai 7 kilogram, jika harus ke Bekasi Utara mereka rugi di ongkos dan waktu,” jelas Solihin.