Budaya Pesisir Utara Jawa Terbentuk Sejak Zaman Hindu
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Ruang budaya pesisir utara Jawa sudah terbentuk sejak masa Hindu Budha, dan mencapai puncaknya pada masa Islam. Kemudian pascapenguasaan VOC di wilayah tersebut, terjadi akulturasi dari budaya para etnis pedagang yang bermukim di wilayah tersebut tanpa menghilangkan budaya Jawa dan Islam yang sudah ada.
Ahli Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Dr. Sri Margana, menjelaskan terbentuknya ruang budaya di pesisir utara Jawa sudah terjadi sejak masa Hindu Budha dan mencapai puncaknya pada masa Kerajaan Demak.
“Ruang budaya yang sudah ada ini kemudian mengalami akulturasi dengan kebudayaan lainnya, pascapenguasaan VOC di wilayah pesisir utara Jawa. Tapi, walaupun berakulturasi, budaya Jawa dan Islam tetap menonjol,” kata Margana dalam salah satu acara budaya, yang diikuti Cendana News, Minggu (15/8/2021).
Ia menjelaskan, pengaruh VOC dimulai sejak adanya perjanjian pascabantuan yang diberikan VOC kepada Paku Alam untuk menduduki tahta kerajaan.
“Pesisir Utara Jawa menjadi unit administratif itu pada zaman VOC di 1740an. Saat itu namanya adalah Java’s Noordoostkust, yang terbagi menjadi dua, yakni pesisir utara atau noordkust dan ujung timur Jawa atau Java’s Oosthoek,” ujarnya.
Ruang pesisir utara ini membentang mulai dari Sungai Losari di perbatasan Cirebon hingga Banyuwangi, termasuk juga Madura.
“Sebelum dikuasai VOC, karena potensi ekonomi dan perdagangannya, wilayah ini merupakan kekuasaan Mataram sejak awal abad 17. Selama dalam kekuasaan Mataram, semua wilayah ini tetap memiliki kebebasan dalam mengembangkan wilayahnya. Sebagai pengikat dengan Mataram, yang dilakukan saat itu adalah menjalin ikatan perkawinan untuk mejaga loyalitas,” ucap Margana.