Sayur Gudangan dan Tumpeng, Tradisi Kuliner Sarat Makna

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Tradisi kuliner bagi masyarakat etnis Jawa erat kaitannya dengan ungkapan syukur saat momen khusus. Salah satu menu yang akrab dalam sajian kuliner Jawa salah satunya sayur gudangan dan tumpeng.

Yosefa, salah satu warga asal Yogyakarta yang kini menetap di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut menjaga tradisi kuliner leluhurnya.

Saat membuat syukuran atas kelahiran sang cucu, Yosefa mengaku membuat gudangan. Olahan gudangan dan tumpeng telah dibuat saat acara mitoni atau tujuh bulan kehamilan. Saat kelahiran ungkapan syukur dalam acara momongan, among among kegiatan makan bersama atau bancakan dilakukan. Sajian gudangan dan tumpeng serta berbagai lauk disediakan.

Gudangan sebut Yosefa memiliki makna beragam sayuran yang direbus lalu dihidangkan dengan kelapa parut diberi bumbu. Bahan utama sayuran yang digunakan meliputi kacang panjang, daun bayam, daun sintrong, daun keningkir, kecipir, kol dan kemangi. Semakin beragam sayur, gudangan akan variatif. Parutan kelapa yang dikukus dengan bumbu kencur, garam, penyedap rasa dan cabai rawit jadi penambah rasa.

“Semua jenis sayuran yang telah direbus selanjutnya ditiriskan lalu akan dicampurkan dengan parutan kelapa gurih sehingga menjadi gudangan, gudangan identik dengan campuran segala jenis bahan seperti gudang tempat menaruh segala jenis barang, lalu akan disajikan bersama nasi tumpeng dan sejumlah lauk,” terang Yosefa saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (3/7/2021).

Yosefa (kanan) warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyediakan menu gudangan dari berbagai sayuran untuk syukuran, Jumat malam (2/7/2021). -Foto Henk Widi
Lihat juga...