Dipercaya Berkhasiat, Kelapa Bakar Banyak Diburu di Jakarta
Editor: Koko Triarko
Sementara itu Cicih Rohani, pedagang kelapa bakar, mengatakan setiap hari pembeli kelapa bakar maupun yang mentah selalu ramai, apalagi dalam penerapan PPKM Darurat ini.
“Alhamdulillah, pembeli ramai, menghabiskan kelapa bakar 300 butir sehari. Kalau yang kelapa hijau mentah terjual sehari 200 butir. Ya, berkah tapi riweh ya, banyak yang telepon pesan, belum lagi yang datang ke sini,” kata Cicih.
Padahal, kata dia, sebelumnya setiap hari ia hanya menghabiskan 90 butir kelapa bakar dengan harga yang berbeda, tergantung dari varian yang dipesan.
“Alhamdulillah, PPKM ini penjualan naik 100 persenan lebih. Di awal pandemi, pendapatan kotor per hari Rp1,5 juta. Kalau bersihnya Rp500 ribu per hari. Jadi sudah balik modal, ya. Nah, di periode PPKM kali ini alhamdulillah pendapatan lebih meningkat lagi,” imbuhnya.
Menurutnya, harga per butir kelapa bakar bervariasi. Kelapa bakar original Rp16 ribu. Kalau yang pakai rempah-rempah Rp23 ribu, dan yang rempah pakai telur Rp28 ribu.
“Tapi jenis kelapa bakarnya juga ada dua, yaitu kepala biasa dan hijau. Selisih harga juga beda, lebih mahal kelapa bakar hijau rempah itu harganya Rp30 ribu,” kata ibu dua anak ini.
Sedangkanuntuk kelapa hijau mentah ukuran kecil seharga Rp15 ribu, sedang Rp18 ribu dan ukuran besar Rp20 ribu.
“Kelapa hijau itu lebih banyak yang beli mentahnya, sehari terjual 200 butir. Jadi, yang kelapa hijau bakar itu dibatasi cuma 50 butir per hari. Lebih banyak yang kelapa biasa yang bakar itu,” papar Cicih.
Menurutnya, kelapa dipasok dari daerah Lampung, Serang dan Sukabumi. Sedangkan untuk proses bakar kelapa menghabiskan waktu sekitar satu jam setengah.