Budidaya Cacing Sutra Sistem Resirkulasi di Kolam Terbatas
Editor: Makmun Hidayat
BEKASI — Menjadi salah satu pakan alami, cacing sutra masih tetap diburu bagi para pembudidaya ikan hias di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Cacing yang dikenal dengan sebutan cacing rambut ini jadi pemasukan tambahan, karena budidayanya pun gampang tidak perlu perawatan ekstra.
“Lumayan banyak juga yang beli setiap hari, terutama mereka yang memiliki peliharaan ikan hias, atau pembudidaya ikan air tawar dan lainnya,” ungkap Budi Nugroho, ditemui Cendana News di Desa Sukajaya, Cibitung, Senin (19/7/2021).
Dikatakan Budi, permintaan cacing sutra sebagai pakan alami masih jadi pilihan utama di kalangan pembudidaya ikan hias. Terutama bagi skala penghobi atau usaha kecil pasti mereka membeli cacing sutra sebagai pakan utamanya. Karena untuk mencari sendiri di sawah atau di kali berlumpur tidak mungkin.
Budi mengaku dalam budidaya cacing sutra untuk pakan hias dengan menggunakan sistem resirkulasi di kolam terbatas yang dibuat di lingkungan tempat tinggalnya. Untuk pembibitan sendiri ada kolam khusus yang telah dicampur lumpur dan pakan untuk cacing sutra.
“Yang di kolam air bersih itu menggunakan resirkulasi, itu sudah siap jual, karena ada yang datang beli Rp5000 atau Rp10 ribuan,” ujarnya.
Sistem yang digunakannya untuk budidaya cacing sutra disebutnya model apartemen bisa dibuat secara bertingkat dan sederhana. Metode tersebut cukup maksimal, karena cacing sutra sendiri suka mengelompok dan harus ada sirkulasi air.
“Cacing ini berkelompok atau berkoloni, sehingga apabila diletakkan dalam suatu wadah, bentuknya akan menyerupai gumpalan ataupun koloni kemerahan yang melambai-lambai. Jadi gampang jika ada yang beli tinggal ciduk,” jelasnya.