Bantuan Alat Tangkap Tuna ‘Hand Line’ Dinilai Lebih Berguna Bagi Nelayan di Sikka

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Ketua Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere, Yohanes Don Bosco R. Minggo, menilai Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, sebaiknya memberikan bantuan alat tangkap hand line  tuna kepada para nelayan pemancing ikan tuna setempat, daripada kapal pole and line maupun lampara.

“Alat tangkap tuna hand line, selain harga alat pancing berupa senar dan umpannya tergolong murah, perahu yang digunakan pun berukuran kecil dan biayanya lebih murah,” kata Yohanes Don Bosco R. Minggo, saat ditemui di gedung DPRD Sikka, Senin (12/7/2021).

Dia menyebutkan, rata-rata perahu untuk pemancing tuna menggunakan alat tangkap hand line atau alat tangkap sederhana berupa pancing atau kail, tali pancing atau senar dan umpan.

“Ukuran perahu yang digunakan pun antara satu hingga dua Gross Ton (GT) untuk kapasitas dua orang. Harganya pun tidak terlalu mahal dibandingkan dengan bantuan kapal pole and line maupun lampara yang kisarannya ratusan juta rupiah per kapal,” ucapnya.

Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere, KabupatenSikka, NTT, Yohanes Don Bosco R. Minggo, saat ditemui di gedung DPRD Sikka, Senin (12/7/2021). -Foto: Ebed de Rosary

Bosco menyebutkan, dengan menggunakan alat tangkap hand line, pendapatan yang diperoleh nelayan pun tergolong besar, antara Rp1 juta bahkan lebih untuk sekali melaut.

Ia memaparkan, harga satu kilogram ikan tuna saat ini Rp24 ribu per kilogram. Bila sehari nelayan mendapat satu ekor ikan tuna dengan berat Rp50 kilogram, maka sudah mengantongi uang Rp1 juta.

Lihat juga...