Lansia dan Perlakuan yang Tepat untuk Menjaganya

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Guru Besar Geriatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, M.Epid, FINASIM, menjelaskan tahapan lansia, dalam sosialisasi menjauhi kerentaan pada lansia menuju lansia sehat dan bahagia, yang digelar oleh Dompet Duafa, Jumat (11/6/2021) – Foto: Ranny Supusepa

“Pada tahun 2020, tercatat rasio ketergatungan lansia sebesar 15,54. Artinya setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung 15 orang penduduk,” kata Prof. Ati dalam kesempatan yang sama.

Dan 44 persen dari jumlah lansia yang ada, memiliki multimobirditas, yaitu memiliki komorbid lebih dari satu jenis.

“Contohnya, satu orang lansia bisa memiliki hipertensi, diabetes dan pengapuran sendi,” tuturnya.

Jadi yang sangat penting dilakukan adalah menjaga lansia agar tidak memasuki masa kerentaan, tentunya dengan menjaga lansia yang masih sehat, dan mencoba memulihkan lansia yang sakit.

“Lansia yang betul-betul sehat itu hanya sekitar 15,10 persen. Yang paling banyak adalah yang pre-frail itu. Maksudnya, yang komorbid, yang sedang sakit tapi masih mandiri, atau hanya membutuhkan bantuan sedikit. Sisanya adalah yang sudah masuk tahap renta ini. Yaitu, yang rentan pada ketergantungan dan atau jika mendapatkan tekanan berpotensi menyebabkan kematian,” pungkasnya.

Lihat juga...