Budayawan Bertekad Kembalikan Identitas Budaya di Bekasi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

BEKASI — Puluhan Budayawan, seniman dan sejarawan senior di wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bertekad mengembalikan identitas budaya di Bekasi. Mereka mulai melakukan pembentukan Dewan Kebudayaan Kabupaten Bekasi untuk menyusun puzle-puzle budaya yang berceceran, terpinggirkan dan termarginalkan oleh fenomena pembangunan atas kebijakan yang tidak dijiwai oleh kebudayaan.

“Saat ini, kami mulai berkumpul, berbicara soal kebudayaan Bekasi. Semangat itu muncul bentuk respon dari UU Nomor 5 tahun 2017, tentang Kemajuan Kebudayaan. Tujuannya satu agar kebijakan daerah tetap mengacu pada budaya Bekasi yang multikulutal, multi etnis yang telah ada sejak dulu,” ungkap Komar Mikam, Budayawan Kabupaten Bekasi, kepada Cendana News, Minggu (6/6/2021).

Dikatakan, landasan berkumpulnya kalangan budayawan, sejarawan, dan seniman Kabupaten Bekasi, untuk membentuk Dewan Kebudayaan tidak lain respon dari UU Nomor 5 tahun 2017 tentang kebudayaan. Harapannya pokok pikiran kebudayaan bisa menjadi partner pemerintah dalam membuat kebijakan pembangunan di daerah berlandaskan kebudayaan Bekasi.

Menurutnya, saat ini sawah-sawah di wilayah Kabupaten Bekasi, telah banyak yang menghilang berganti perumahan baru. Sehingga masyarakat tempatan yang memiliki budaya khas terpinggirkan.

“Sisi kebudayaan sendiri, Kabupaten Bekasi ini, memiliki multi entitas, multikulutural ras, dan pluralitas yang kuat. Jadi semua tampilan budaya di Kabupaten Bekasi, memiliki ciri khas berbeda-beda, dari satu kampung ke kampung lain itulah kemudian yang jadi tampilan utama budaya bekasi adalah kemajemukan,” paparnya.

Ia mencontohkan, Kampung Sunda, Kampung Banten, Betawian merupakan gambaran pola kebudayaan Bekasi dengan skema yang multikultural tadi, hidup di kampung-kampung. Tapi, sekarang mereka termarginalkan akibat pembangunan. Hal itu membuat mereka menyebar sehingga dengan terpencarnya populasi akhirnya meminggir juga budaya yang selama ini sudah terintegrasi dengan masyarakat setempat.

Lihat juga...