Petani Singkong di Lamsel Raup Untung Selama Ramadhan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Sepanjang bulan suci Ramadan serapan produk pertanian singkong di Lampung Selatan meningkat tajam. Jenis yang diminati yakni singkong thailand dan roti. Keduanya memiliki harga mulai Rp700 hingga Rp2.000 per kilogram pada level petani. 

Abubakar Ali, salah satu petani di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebutkan, bernama latin manihot esculenta ini jadi komoditas untuk bahan kuliner. Dalam sekali panen ia mampu memenuhi permintaan mencapai 1 hingga 2 ton. Singkong thailand diserap oleh pabrik pengolahan tapioka sedangkan jenis roti selama Ramadan banyak dibuat menjadi kolak dan beragam kue basah hidangan takjil.

Tanaman singkong yang memiliki usia panen 6 hingga 8 bulan ditanam terjadwal dan dipanen saat waktu yang tepat.

Serapan produk singkong juga digunakan untuk produsen makanan tradisional. Pembuatan gaplek, nasi tiwul yang digunakan untuk produk kuliner masih tinggi. Imbasnya prospek budidaya singkong masih menjanjikan.

“Tanaman singkong dengan pola pengolahan yang baik akan menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan untuk bahan kuliner, petani juga akan menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi dengan adanya kreativitas pengolahan produk kuliner,” terang Abubakar Ali saat ditemui Cendana News, Senin (10/5/2021).

Abubakar Ali, salah satu petani singkong memanen jenis singkong thailand di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Senin (10/5/2021). Foto: Henk Widi

Hasil pertanian singkong jadi hasil sampingan petani. Sebab sebagai petani ia masih bisa menghasilkan produk dari lahan pertanian sawah. Ia memilih menanam singkong pada lahan kebun dengan irigasi yang jauh dari sungai. Masa tunggu panen mencapai setengah tahun lebih bisa dipergunakan untuk merawat tanaman padi.

Lihat juga...