Petani Ubi di Arjasari Kesulitan Jual Hasil Kebun

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

BANDUNG — Sejumlah petani di Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung hingga kini masih kesulitan menjual hasil kebun mereka. Emen (63), salah satunya. Sudah hampir sebulan mengaku tidak kunjung mendapat bandar atau tengkulak yang bersedia membeli tanaman ubi miliknya.

“Ini ubi usianya sudah lima bulan, di tanam awal Desember tahun lalu. Sekarang sudah jauh lewat waktu panen, tapi saya juga heran sampai sekarang tidak ada yang beli. Saya sudah tawarkan ke beberapa bandar, mereka bilang stok ubi menumpuk dan tidak laku,” kata Emen kepada Cendana News, Senin (10/5/2021) di kebunnya, di Kampung Kinasapuluh.

Emen sendiri menyebut, kejadian ini merupakan kali pertama baginya. Selama ini, harga hasil panen para pertani memang naik-turun, namun tidak pernah sampai tidak laku terjual.

“Saya lebih heran lagi karena ini kan menjelang lebaran, biasanya permintaan dari pasar tinggi, tapi malah tidak laku. Ini pertama kali saya alami begini,” ucap Emen.

Menurut Emen, kondisi tanaman ubi nya saat ini sudah semakin memburuk. Pasalnya, selain sudah terlalu lama di dalam tanah, tanaman tersebut juga beberapa kali diguyur hujan dengan intensitas yang tinggi.

“Daripada rusak begitu, ya saya persilakan saja tentangga atau saudara yang mau ambil ubi. Habis tidak mungkin dimakan sendiri,” tukasnya.

Emen mengaku mengalami kerugian yang cukup besar akibat keadaan ini. Bukan saja rugi sacara materi, tapi juga rugi waktu dan tenaga.

“Kebetulan saya tanam ubi nya banyak, 200 tumbak (1 tumbak sama dengan 14 meter persegi) lebih. Modalnya lumayan besar. Tapi iya inilah resiko petani, kadang naik, kadang turun. Sebagai petani kita harus selalu siap dengan resiko seperti ini. Semoga kedepan tidak terjadi lagi,” papar Emen.

Lihat juga...