Kuliner Khas di Bulan Ramadan dengan Kue Bingka
Proses pembuatan bingka di toko kue dimulai pada pukul 16.00 WITA dan berakhir pada pukul 11.00 WITA keesokan harinya.
Para pekerja perempuan akan memulai proses produksi dengan menyiapkan bahan dasar seperti tepung terigu, gula, telur itik. Kentang direbus dan diparut, demikian juga santan direbus dan diambil bagian atasnya saja.
Kentang yang digunakan untuk bahan dasar bingka tidak dihaluskan dengan cara digiling namun diserut untuk menjaga teksturnya.
Pada tengah malam, pekerja laki-laki akan mulai bekerja di dapur untuk membuat adonan kue. Adonan diaduk secara manual tanpa menggunakan mesin pengaduk.
Adonan kemudian dipanggang di sebuah loyang berdiameter sekitar 15 cm selama 30 menit dengan api atas dan dilanjutkan lagi 30 menit dengan api bawah.
Memiliki tujuh oven dengan kapasitas 21 loyang sekaligus serta sejumlah oven kecil dengan kapasitas 11 loyang.
Mengingat permintaan yang terus melonjak maka proses pemanggangan tidak lagi menggunakan bahan bakar kayu namun gas.
Resep Legendaris
Masyarakat Banjar meyakini jika resep asli bingka diciptakan oleh Putri Junjung Buih dari Kerajaan Negara yang merupakan nenek moyang Sultan dari Kerajaan Banjar. Sultan adalah nenek moyang masyarakat Banjar.
Menurut legenda, Putri Junjung Buih membuat kue itu hanya untuk para tamu istana. Itu adalah kue khusus untuk para bangsawan di masa itu. Rasa manis dan tekstur yang lembut dari kue itu sangat disukai para tamu yang .
Masyarakat Banjar memiliki tradisi untuk menyiapkan 41 jenis kue tradisional dalam acara-acara budaya atau keagamaan.
Tradisi itu mulanya adalah budaya masyarakat Hindu masa lalu untuk menghormati arwah agar mereka tidak mengganggu kehidupan manusia.