Harga Murah, Trik UMKM Bidik Konsumen Berdaya Beli Rendah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Laju ekonomi melambat, daya beli menurun diakui Hermansah, pedagang di Pasar Bambu Kuning, Tanjung Karang, Bandar Lampung.

Ia menerapkan sistem obral harga pada produk peralatan rumah tangga. Harga murah jadi peluang menggaet segmen konsumen berdaya beli rendah.

Hermansah menyebut, daya beli konsumen yang rendah imbas jadi segmen peluang baginya. Ia melihat segmen konsumen dengan daya beli rendah semakin membesar kala pandemi.

Ia juga menyasar konsumen ekonomi menengah ke bawah untuk produk perabotan dapur. Harga yang ditawarkan sebutnya mulai Rp5.000 hingga Rp100.000. Harga yang ditawarkan relatif murah di kantong konsumen.

Strategi menjual produk perabotan dapur dengan harga murah sebut Hermansah tidak akan membuatnya rugi.

Pasalnya ia memasok sejumlah produk tersebut dari pedagang grosir. Ia lebih memilih menerapkan sistem harga obral sebagai strategi.

Mendapatkan keuntungan per item Rp2.000 hingga belasan ribu lebih baik dibanding tawarkan harga mahal tapi tidak terjual.

“Pelaku usaha kecil seperti saya harus memanfaatkan tren melambatnya ekonomi dengan segmen berdaya beli rendah, perubahan pola belanja dari offline ke online dilihatnya sebagai persaingan yang harus dimenangkan oleh pelaku usaha kecil dengan menawarkan harga murah,” terang Hermansah saat ditemui Cendana News, Senin (4/5/2021).

Hermansah menyebut barang yang dijual cukup beragam. Saat Ramadan hingga Lebaran ia menyebut kebutuhan meningkat berupa sendok, piring, cetakan kue, wajan, panci dan perlengkapan mandi.

Lihat juga...